1.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah Swt menciptakan
malaikat-malaikat dari cahaya (an-Nur), yang selalu beribadah kepada Allah Swt,
mengerjakan segala sesuatu yang
telah diperintahkan oleh Allah Swt dan tak pernah
melakukan yang dilarang oleh Allah Swt.
Malaikat
diciptakan oleh Allah swt tanpa nafsu seperti makan, minum dan juga tidur. Dia
selalu bertasbih kepada Allah Swt siang dan malam. diciptakn dengan memiliki
tugas dan fungsi masing-masing.
Maka
dari itu pada makalah ini pemakalah akan menguraikan secara rinci tentang
malaikat melalui berbagai macam buku-buku tentang para malaikat.
B.
Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari uraian permasalahan di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah adalah:
1.
Apa yang dimaksud dengan malaikat?
2.
Bagaimana sifat-sifat malaikat?
3.
Siapa nama-nama para malaikat dan apa tugas-tugasnya?
II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Malaikat
Al-Malaikah adalah
bentuk jamak dari kata Malak yang berarti “Malaikat” yakni makhluk
rohani yang bersifat gaib, diciptakan dari cahaya yang selalu taat dan patuh
atau tidk pernah ingkar kepada Allah Swt dan tidak perlu makan, minum, tidur.
Mereka tidak mempunyai keinginan fisik dan juga kebutuhan materil, mereka
menghabiskan waktunya siang dan malam untuk mengabdi kepada Allah Swt.[1]
Penggunaan kata malaikat/malaaikah
dalam bahasa Indonesia biasanya diangap berbentuk tunggal, dalam bahasa Arab
dari mana kata-kata itu berasal keduanya merupakan bentuk jamak dari kata malak,
ada ulama yang berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata alaka,
malaka yang berarti mengutus atau oerutusan, ada juga yang
berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata la’aka yang
berarti menyampaikan sesuatu dari Allah Swt.[2]
Malaiakat atau Malak, atau mal’ak berasal dari kata la’aka
yaitu mengirimkan ajaran. Doktrin malaikat dalam kepercayaan bangsa semit
berkaitan dengan ruh-ruh pelindung yang berasal dari Babylonia, dalam keyakinan
bangsa Iran kuno.[3]
Dalam kamus bahasa indonesia malaikat adalah makhluk Allah yang taat,
diciptakan dari cahaya yang mempunyai tugas khusus dari Allah Swt.[4]
Malaikat adalah sejenis makhluk yang mempunyai sayap yang beraneka ragam,
ada yang dua, tiga, atau empat bahkan ada yang lebih dari itu. Malaikat
bertugas untuk menyampaikan segala perintah dan larangan Allah kepada para
Nabi-Nya. Allah berkuasa menambah sayap para malaikat lebih banyak lagi menurut
kehendak-Nya, sesuai dengan keperluan. Tidak ada kekuatan yang dapat
menghalangi-Nya, karean Allah itu mahakuasa atas segala sesuatu.[5]
Malaikat yang sering dinyatakan AL-Qur’an adalah makhluk langit yang
mengabdi kepada Allah Swt. Mereka melakkukan berbagai kewajiban, dari mencabut
nyawa hingga memikul arasy Allah Swt. Mereka dapat diutus kepada nabi-nabi.[6]
Allah Swt berfirman dalam surat
Fathir ayat 1:
߉ôJptø:$# ¬! ÌÏÛ$sù ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur È@Ïã%y` Ïps3Í´¯»n=yJø9$# ¸xߙ①þ’Í<'ré& 7pysÏZô_r& 4‘oY÷V¨B y]»n=èOur yì»t/â‘ur 4
߉ƒÌ“tƒ ’Îû È,ù=sƒø:$# $tB âä!$t±o„ 4
¨bÎ) ©!$# 4’n?tã Èe@ä. &äóÓx« փωs% ÇÊÈ
Terjemahannya:
segala puji bagi Allah
Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk
mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang)
dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.[7]
Di dalam suatu hadis di terangkan bahwa:
اا ن ا لنبى صل ا لله عايه وسام راي جبريل ليلة ا
السراء في صورته له ستماءة جناح بين كل جنا حين كما بين المشرق و المغرب رواه مسلم عن ابن مسعود
Artinya
sesungguhnya Nabi Muhammad saw melihat Malikat
Jibril pada malam isra’ dalam bentuk aslinya, dia mempunyai enam ratus sayap,
antara dua sayapnya seperti sepanjang mata memandang ke timur dan barat.
(Riwayat Muslim dari Ibnu Mas’ud).
- Tafsir Mufradat
Kata mala’ikah dalam penggunaanya pada bahasa indonesia biasanya dianggap
berbentuk tunggal. Dalam bahasa arab dari mana kata-kata itu berasal keduanya
berbentuk jamak, dari kata Malak untuk malaikat. Ada ulama yang
berpendapatbahwa kata Malak terambil dari kata ( مالكة
الك ) alaka-ma’lakah yang berarti mengutus. Malaikat itu
adalah utusan-utusan Tuhan untuk berbagai fungsi. Ada juga yang berpendapat
bahwa kata malak terambil dari kata ( لاك ) la’aka yagn berarti
menyampaikan sesuatu dari Allah Swt.[8]
Kata ( اجنحة
) ajnihah adalah bentuk jamak
dari kata ( جناح
) janaah yakni sayap. bagi burung sayap adalah tangan bagi manusia. Kata ini
dapat dipahami dalam arti hakikat, yakni memang makhluk ini memiliki sayap,
walau kita tidak megetahui persis bagaimana bentuknya, bisa juga dipahami dalam
arit potensi yang menjadikan ia mampu berpindah dengan sangat mudah dari satu
tempat ke tempat lain.Thabathabai menegaskan inilah maksud kata pada ayat di
atas.[9]
Firmannyaيزيد
في الخلق ما يشا ء Yazidu fi
al- Khalqi maa yasya / Dia menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia khendaki,
penambahan ini dapat mencakup sekian banyak hal dan aspek baik jasmani dan rohani. Ada yang ditambah
kekuatan fisiknya atau spritual dan kecerdasannya. Ada yang memiliki kelebihan
dalam keindahan dan kecantikan, atau kepandaian bertutur dan kekuatan
argumemtasi dan lain sebagainya. Penggalan ayat ini mengisyaratkan juga adanya
malaikat yang memiliki sayap lebih dari empat. Memang dalam riwayat Bukhari dan
Muslim, Rasul melukiskan malaikat jibril memiliki lima ratus sayap. Az-Zuhri
meriwayatkan bahwa malaikat Israfil memiliki dua belas ribu sayap.[10]
Malaikat-malaikat yang mempunyai sayap, tidak ada yang tahu hakikatnya dan
bentuknya, selain Allah. Diantara mereka ada yang memiliki dua, itga, empat
sayap. Allah menambahkan pada penciptaan sayap-sayap dan lainnya untuk malikat
dan dan makhluk selain mereka apa yang dikhendaki-Nya, sesuai dengan
hikmah-Nya.[11]
B. Sifat-Sifat
Malaikat
Dalam ajaran Islam percaya
akan adanya malaikat adalah salah satu rukun imam . Percaya terhadap malaikat
merupakan unsur kedua dalam keimanan Islam adalah sangat penting karena
kepercayaan tersebut telah memurnikan dan membebaskan konsep tauhid dari
bayangan syirik. Nabi Muhammad Saw melerang untuk menyembah malikat namun
mengajarkan bahwa para malaikat merupakan makhluk yang dipilih oleh Allah Swt
sebagai makhluk yang bebas dari dosa karena fitrahnya yang tidak dapat
mengingkari perintahNya.[12]
Islam mengajarkan bahwa tidak
ada satu malaikat pun yang dapat menjadi perantara atau mencampuri hubungan
manusia dengan Allah Swt. Menyembah atau meminta pertolongan kepada maliakat
merupakan tindakan yang merendahkan harkat manusia.
Adapun sifat-sifat malaikat
seperti yang di jelaskan dalam surat al-anbiyah ayat 19-20
¼ã&s!ur `tB ’Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur 4
ô`tBur ¼çny‰ZÏã Ÿw tbrçŽÉ9õ3tGó¡o„ ô`tã ¾ÏmÏ?yŠ$t7Ïã Ÿwur tbrçŽÅ£óstGó¡tƒ ÇÊÒÈ tbqßsÎm7|¡ç„ Ÿ@ø‹©9$# u‘$pk¨]9$#ur Ÿw tbrçŽäIøÿtƒ ÇËÉÈ
Terjemahnya
Dan
malaikat-malaikat di sisNya tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembahNya dan
tidak pula merasa letih (19). Mereka
para malaikat bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang (20).[13]
Pada ayat 19 Allah mengingatkan kembali kekuasaanNya
terhadap makhluknya yang berada di sisiNya yaitu para malaikat muqarrabin yang
diberikan kedudukan yang mulia, patuh dan taat serta beribadah kepadaNya tanpa
henti-hentinya, dan tidak merasa lelah atau letih mengabdi lepadaNya.[14]
Qatadah
dan as-Suddi mengatakan bahwa yang dimaksud ŸbrçŽÅ£óstGó¡tƒ Ÿwur adalah bahwa para malaikat tidak pernah merasa
letih. Sementara Ibnu Zaid menafsirkan, “Para malaikat tidak pernah berhanti
bertasbih kepada Allah SWT.” Ibnu Zaid menyandarkan penafsirannya pada
kenyataan bahwa bangsa Arab menggambarkan unta mereka yang berhenti melangkah
karena letih sebagai ba’ir hasir (unta yang letih). Ka’ab mengatakan
Allah menciptakan malaikat-malaikat dan menakdirkannya untuk bertasbih terus
menerus semudah manusia bernafas.[15]
Pada ayat 20 Allah menjelaskan
bagaimana caranya para malaikat itu beribadah kepadaNya, yaitu senantiasa bertasbih
siang dan malam dengan tidak putus-putusnya.
Dan pada ayat lain Allah
menjelaskan dalam surat at-Tahrim ayat 6
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3‹Î=÷dr&ur #Y‘$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou‘$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#y‰Ï© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ
Terjemahannya
penjaga neraka malaikat-malaikat yang kasar dan keras
yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.[16]
Pada ayat ini Allah
menjelaskan tentang malaikat yang menjaga neraka yang kasar dan keras yang
pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat. Mereka diberi kewenangan
mengadakan penyikasaan di dalam neraka . Mereka adalah para malaikat yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkanNya.
2. Tafsir Mufaradat
pada kata ( و من عنده ) wa man indahu/
dan siapa di sisiNya di pahami oleh banyak ulama sebagai para malaikat. tetapi
Sayyid Quthub enggan membatasi maksudnay hanya pada malaikat, karena menurutnya
kata ( من
) man/siapa dapat mencakup malaikat dan selain mereka. Kata di
sisiNya bagi Allah swt. tidak mengandung makna tempat tidak juga
terbatas pada sifat tertentu. [17]
kata ( يستحسرون ) yastahsirun
terambil dari kata ( حسر ) hasara yang
pada mulanya digunakan dalam arti letih atau jemu. penambahan
huruf ta’ mengandung makan kesungguhan. Ini mengisayaratkan bahwa sebenarnyaibadah yang
mereka lakukan itu bukan saja dapat menimbulkan keletihan biasa, tetapi
keletihan dan kejemuan luar biasa jika diukur dengan kemampuan manusia, namun
demikian para malaikat itu tidak disentuh
sedikit pun oleh keletihan.[18]
Adapun sifat-sifat malaikat
yaitu
a. diciptakan dari nur
b. taat dan berbakti
kepada Allah Swt
c. tidak berjenis
laki-laki atau perempuan
d. tidak membutuhkan
makan dan minum dan saran fisik lainnya
e. tidak akan mati
sebelum datangnya hari kiamat
f. bertubuh halus
(gaib), tidak dapat diliaht manusia biasa
g. tidak pernah
mengingkari perintah Allah Swt
h. hanay bisa
mengerjakan apa yang diperintahkan tanpa ada inisiatif untuk berbuat lain
i. diciptakan dengan
tugas tertentu[19]
- Nama-Nama Malaikat dan Tugas-Tugasnya
Allah menciptakan mereka
khusus untuk beribadah kepadaNya. Mereka bukanlah putra-puri Allah dan bukan
pula putr-putri selain Allah. Mereka membawa risalah Tuhannya dan menunaikan
tugas masing-masing di alam ini. Mereka juga bermacam-macam dan masing-masing
mempunyai tugas-tugas khusus.[20]
Allah Swt menugaskan para
malikatNya untuk menjalankan perintah-perintahNya dengan benar dan tepat Mereka
tidak mempunyai kekuasaan untuk berbuat menurut kemauan dan rencana mereka
sendiri dalam mengatur alam semesta.[21]
Allah Swt menciptakan para
malaikat dengan memiliki nama-nama dan tugasnya masing-masing.
Allah
Swt berfirman dalam surat al-Zukhruf ayat 77:
(#÷ryŠ$tRur à7Î=»yJ»tƒ ÇÙø)u‹Ï9 $uZøŠn=tã y7•/u‘ (
tA$s% /ä3¯RÎ) šcqèWÅ3»¨B ÇÐÐÈ
Terjemahannya
Dan mereka berseru “wahai malaikat Malik biarlah
Tuhanmu mematikan kami saja. Dia menjawab sungguh engkau akan tetap tinggal di
neraka ini.[22]
Tafsiran
ayat di atas adalah karena beratnya derita mereka maka mereka memanggil
malaikat Malik pengjaga neraka, agar malaikat itu meminta kepada Allah agar
mereka dimatikan saja, sehingga mereka terbebas dari siksaan, mereka berkata
“hai malaikat Malik, mohonkanlah kepada Allah agar Dia mencabut saja nyawa
kami, sehingga kai terlepas atau tidak merasakan lagi siksaan ini”. Malaikat
Malik menjawab “ tidak ada satu pun jalan bagimu untuk keluar dari neraka ini
karena Allah telah memutuskan bahwa kamu tinggal di dalam neraka
selama-lamanya.[23]
Pada
kata (يا مالك)
yaa Maalik ada yang membacanya yaa maali tanpa huruf Kaf.
ketiadaan huruf itu dinilai olehsementara ulama sebagai isyarat tentang
kelemahan dan keputusasaan mereka, sampai-sampai mereka tidak mampu lagi
menyebut nama malaikat itu secara sempurna. Sedangkan pada kata ( ليقض ) li yaqdi dipahami di sini dalam arti
mematikan, yang maksudnya adalah menghabisi wujud mereka sehingga mereka
punah sama sekali tanpa bekas dan bagaikan tidak pernah atau tidak lagi
memiliki eksitensi.[24]
Allah
Swt berfirman dalam surat as-Sajadah ayat 11:
* ö@è% Nä39©ùuqtGtƒ à7n=¨B ÏNöqyJø9$# “Ï%©!$# Ÿ@Ïj.ãr öNä3Î/ ¢OèO 4’n<Î) öNä3În/u‘ šcqãèy_öè? ÇÊÊÈ
Terjemahannya:
katakanlah malaikat maut yang diserahi untuk mencabut
nyawa mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu akan dikembalikan.[25]
Ayat
ini menolak anggapan orang-orang musyrik yang menyatakan bahwa hari kiamat itu
tidak ada. Dikatakan hai orang-orang musyrik sesungguhnya malaikat yang
bertugas mencabut nyawa manusia, benar-benar menjaga waktu maka mereka mencabut
nyawa manusia itu tepat pada waktunya, tidak mundur sesaat pun, dan tidak
dipercepat walau sesaat.[26]
Ayat
di atas menunjuk pencabut nyawa sebagai satu malaikat karena kata malaikat,
karena kata (ملك)
malak menunjuk pada tunggal yang jamaknya adalah kata ( ملاءكة ) malaaikah.[27]
Allah
swt berfirman dalam surat al-Alaq ayat 18:
äíô‰uZy™ spu‹ÏR$t/¨“9$# ÇÊÑÈ
Terjemahannya:
Kelak kami akan memanggil malaikat Zabaniyah penyiksa
orang-orang yang berdosa.[28]
kata (الزبانية) az-Zabaniyah bentuk
tunggalnya menurut sementara ahli adalah ( زبن) Zibni atau ( زبن ) Zabin atau (زبنية) Zibniyah. kendati
mereka berbeda namun sepakat bahwa Zabaniyah adalah bentuk jamak. Kata
ini diambil dari kata ( الزبن ) az-zabnu
yang berarti mendorong. Hanya ditemukan sekali saja dalam al-Qur’an yang
artinya malaikat-malaikat yang bertugas menghadapi orang-orang yang berdosa di
akhirat kelak.
Dijelaskan bahwa kelak Abu
Jahal memanggil teman-teman komplotannya umtuk minta tolong, maka Allah akan
memanggil malaikat Zabaniyah yaitu para penjaga neraka yang sangat bengis.[29]
Allah
Swt berfirman dalam surah Qaf ayat 17-18:
øŒÎ) ’¤+n=tGtƒ Èb$u‹Ée)n=tGßJø9$# Ç`tã ÈûüÏJu‹ø9$# Ç`tãur ÉA$uKÏe±9$# Ó‰‹Ïès% ÇÊÐÈ $¨B àáÏÿù=tƒ `ÏB @Aöqs% žwÎ) Ïm÷ƒy‰s9 ë=‹Ï%u‘ Ó‰ŠÏGtã ÇÊÑÈ
Terjemahannya:
ingatlah ketika dua malaikat mencatat perbuatannya,
yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri (17).
Tidak ada suatu kata yang di ucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas
yang selalu siap mencatat (18).[30]
pada
ayat 17 Allah menerangkan bahwa walaupun Ia mengetahui setiap perbuatan
hamba-hambanya, namun Ia memerintahkan dua malaikat untuk mencatat segala
ucapan dan perbuatan hamba-hambaNya. Malaikat itu ada sebelah kanan mencatat
kebaikan dan ada sebelah kiri mencatat kejahatan.[31]
Pada
ayat 18 diterangkan bahwa tugas yang dibebankan kepada kedu malaikat itu ialah
bahwa tiada satukata pun yang diucapkan seseorang kecuali di sampingnya
malaikat yang mengawasi dan mencatat
perbuatnnya.[32]
Ada
ulama yang memahami kata raqib ‘atid sebagai nama dua malaikat yakni
raqib mencatat kebaikan dan atid mencatat kejahatan. Ada juga yang memahami
bukan sebagai nama tetapi dalam arti fungsinya sebagai pengawas yang selalu
hadir.[33]
Pada
ayat di atas menjelaskan keberadaan malaikat di kanan dan kiri manusia untuk
mencatat amal-amal perbuatan bahkan ucapan-ucapan manusia. Akan tetapi,
penjelasan kedua sumber ajaran ini tidak harus dipertentangkan karena
keberadaan malaikat bersama manusia tidak harus dipahami bahwa ia tidak sesaat
pun meniggalkannya.[34]
Allah
Swt berfiman dalam surat al-Mu’min ayat 7:
tûïÏ%©!$# tbqè=ÏJøts† z¸öyèø9$# ô`tBur ¼çms9öqym tbqßsÎm7|¡ç„ ωôJpt¿2 öNÍkÍh5u‘ tbqãZÏB÷sãƒur ¾ÏmÎ/ tbrãÏÿøótGó¡o„ur tûïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä $uZ/u‘ |M÷èÅ™ur ¨@à2 &äóÓx« ZpyJôm§‘ $VJù=Ïãur öÏÿøî$$sù tûïÏ%©#Ï9 (#qç/$s? (#qãèt7¨?$#ur y7n=‹Î6y™ öNÎgÏ%ur z>#x‹tã ËLìÅspgø:$# ÇÐÈ
Terjemahnya:
maliakat-malaikat yang memikul arsy, dan malaikat yang
berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman
kepada-Nya serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman.[35]
Pada
ayat ini menerangkan bahwa para malaikat yang memikul arsy dan para malaikat
yang ada di sekelilingnya senantiasa menyucikan Allah, mengucapkan syukur atas
nikmatNya beriman, dan mengakui bahwa tiada yang patut disembah selain Allah.
Dan malaikat itu juga memohonkan ampunan bagi orang yang mengakui keesaan dan
kesucian Allah dari sesembahan lainnya.[36]
Ada pun nama-nama malaikat dan
tugasnya yang perlu kita imani:
a. Malaikat Jibril
menyampaikan wahyu
b. Malaikat mikail
memberi rezki
c. Malaikat Israil
mencabut nyawa
d. Malaiakat Israfil
meniup sangkakala
e. Malaikat Munkar
penjaga kubur
f. Malaikat Nakir
penjaga kubur
g. Malaikat Raqib
mencatat amal kebaikan
h. Malaikat Atid mencatat
amal keburukan
i.
Malaikat Ridwan menjaga pintu syurga
j.
Malaikat Malik menjaga pintu neraka.[37]
Sebagai umat Islam harus
mengimani akan adanya para malaikat meski pun tidak dapat dilihat dengan panca
indera yang selalu mengawasi segala yang kita kerjakan di dunia ini. Percaya
kepada para malaikat merupakan perintah kepada kita semua agar menambah
keyakinan kita semua kepada Allah Swt.
III.
PENUTUP
A. kesimpulan
1. Al-Malaikah adalah bentuk jamak dari kata Malak
yang berarti “Malaikat” yakni makhluk rohani yang bersifat gaib, diciptakan
dari cahaya yang selalu taat dan patuh atau tidak pernah ingkar kepada Allah
Swt dan tidak perlu makan, minum, tidur. Mereka tidak mempunyai keinginan fisik
dan juga kebutuhan materil, mereka menghabiskan waktunya siang dan malam untuk
mengabdi kepada Allah Swt.
2. Ada pun sifat-sifat
malaikat yaitu diciptakan dari nur, taat dan berbakti kepada Allah Swt,tidak berjenis
laki-laki atau perempuan, tidak membutuhkan makan dan minum dan saran fisik
lainnya, tidak akan mati sebelum datangnya hari kiamat, bertubuh halus (gaib),
tidak dapat dilihat manusia biasa, tidak pernah mengingkari perintah Allah Swt,
hanya bisa mengerjakan apa yang diperintahkan tanpa ada inisiatif untuk berbuat
lain, diciptakan dengan tugas tertentu.
3. Ada pun nama-nama
malaikat dan tugasnya yang perlu kita imani yaitu malaikat Jibril menyampaikan
wahyu, malaikat Mikail memberikan rezki, malaikat Israil mencabut nyawa,
malaikat Israfil meniup sangkakala, malaikat Munkar penjaga kubur, malaikat Nakir
penjaga kubur, malaikat Raqib mencatat amal kebaikan, malaikat Atid mencatat
amal keburukan, malaikat Ridwan menjaga pintu syurga, malaikat Malik menjaga
pintu neraka.
B. saran
Demikianlah apa yang dapat penulis tuangkan dalam tulisan ini, kritik Dan
saran yang sifatnya membangun tetap penulis nantikan, utamanya dari bapak
Pembina mata kuliah Tafsir Aqidah, untuk perbaikan di waktu
mendatang. Semoga tulisan ini membawa manfaat. Kesempurnaanya hanya milik
Tuhan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anshari H.A Hafizh, Et. al, Ensiklopedi Islam 3,
Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: CV. Naladana,2004.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen
Agama RI, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2008
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
M. Armando,Nina, et.al,
Ensiklopedi Islam, Jakarta: tp, 2005.
al-Mahami Muhammad Kamil
Hasan, Ensiklopedi Al-Qur’an, Jakarta: Kharisma Ilmu, 2005.
Mas’adi, Ghufron, Ensiklopedi islam ringkas Cyril Glase, Jakarta:
Raja Grafindo, 2002.
Perpustakaan Nasional, Ensiklopedia Al-Qur’an, Jakarta: Lentera
Hati, 2007.
Ritonga A. Rahman. Et.al, Ensiklopedi Hukum Islam , Jakarta:Ichtiar
Baru Van Hoeve,2006.
Shihab, M. Quraish, Tafsir
Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002.
.........................................,
Menjawab
1001 Soal
Keislaman yang Patut Anda Ketahui, Jakarta: Lentera Hati, 2008.
Tim Ahli Tauhid, Kitab Tauhid 2, Jakarta:Darul Haq, 1998.
Zuhaili Wahbah, Ensiklopedai
Al-Qur’an, Depok: Gema Insani, 2007.
[1]Nina M. Armando, et.al, Ensiklopedi
Islam, (Jakarta:tp, 2005), h. 242.
[2]Perpustakaan Nasional, Ensiklopedia
Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2007), h. 568-569.
[3]Ghufron A. Mas’adi, Ensiklopedi islam
ringkas Cyril Glase, (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), h. 249.
[4]Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Cet III; Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 705.
[5]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan
Tafsirnya, (Jilid VIII; Jakarta: 2007), h.134.
[6]A. Rahman Ritonga. et.al, Ensiklopedi
Hukum Islam (Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve,2006), h. 1091.
[7]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan
Terjemahannya, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2004), h, 616.
[9]ibid
[10]Ibid
[12] A. Rahman Ritonga. et.al, Op. Cit,
h. 1091.
[13]Departemen Agama RI, Op. Cit, h.
450.
[14] Departemen Agama RI, al-Qur’an dan
Tafsirnya, (jilid VI; Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), h. 241.
[15]Muhammad Kamil Hasan al-Mahami, Ensiklopedi
Al-Qur’an, (Jakarta: Kharisma Ilmu, 2005), h. 126.
[17] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,
(Vol VIII; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 431.
[19]Nina M. Armando, et.al, Op. Cit,
h.242
[21]H.A Hafizh Anshari, Et. al, Ensiklopedi
Islam 3 (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001), h. 136.
[23]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan
Tafsirnya, (jilid IX; Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), h. 144.
[24]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,
(Vol XII; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 593.
[25]Departeman Agama RI, Op Cit, h.
587.
[26]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan
Tafsirnya, (jilid VII; Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), h. 587.
[27]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,
(Vol XI; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 189.
[28]Departemen Agama RI, Op Cit, h.
905.
[29]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan
Tafsirnya, (jilid X; Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), h. 726.
[30]Departeman Agama RI, Op Cit, h.
748.
[31]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan
Tafsirnya, (jilid IX; Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), h. 439.
[33]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,
(Vol XI; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 294.
[34]M. Quraish Shihab, Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui, (Jakarta: Lentera Hati, 2008), h. 868.
[35] Departeman Agama RI, Op Cit, h.
671-672.
[36]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan
Tafsirnya, (jilid VIII; Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), h. 504.
RIMI KANE / CASINO RESORT CASINO & GOLF
BalasHapusROADER ROADER ROADER 하남 출장안마 ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER 양주 출장마사지 ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER 익산 출장샵 ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER 광주광역 출장안마 ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER 군산 출장마사지 ROADER ROADER