Senin, 30 Desember 2013

tafsir tentang malaikat


1.        PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Allah Swt menciptakan malaikat-malaikat dari cahaya (an-Nur), yang selalu beribadah kepada Allah Swt, mengerjakan segala sesuatu yang
telah diperintahkan oleh Allah Swt dan tak pernah melakukan yang dilarang oleh Allah Swt.
            Malaikat diciptakan oleh Allah swt tanpa nafsu seperti makan, minum dan juga tidur. Dia selalu bertasbih kepada Allah Swt siang dan malam. diciptakn dengan memiliki tugas dan fungsi masing-masing.
            Maka dari itu pada makalah ini pemakalah akan menguraikan secara rinci tentang malaikat melalui berbagai macam buku-buku tentang para malaikat.

B.   Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari uraian permasalahan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:
1.      Apa yang dimaksud dengan malaikat?
2.      Bagaimana sifat-sifat malaikat?
3.      Siapa nama-nama para malaikat dan apa tugas-tugasnya?












II.      PEMBAHASAN
A.  Pengertian Malaikat
Al-Malaikah adalah bentuk jamak dari kata Malak yang berarti “Malaikat” yakni makhluk rohani yang bersifat gaib, diciptakan dari cahaya yang selalu taat dan patuh atau tidk pernah ingkar kepada Allah Swt dan tidak perlu makan, minum, tidur. Mereka tidak mempunyai keinginan fisik dan juga kebutuhan materil, mereka menghabiskan waktunya siang dan malam untuk mengabdi kepada Allah Swt.[1]
 Penggunaan kata malaikat/malaaikah dalam bahasa Indonesia biasanya diangap berbentuk tunggal, dalam bahasa Arab dari mana kata-kata itu berasal keduanya merupakan bentuk jamak dari kata malak, ada ulama yang berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata alaka, malaka yang berarti mengutus atau oerutusan, ada juga yang berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata la’aka yang berarti menyampaikan sesuatu dari Allah Swt.[2]
Malaiakat atau Malak, atau mal’ak berasal dari kata la’aka yaitu mengirimkan ajaran. Doktrin malaikat dalam kepercayaan bangsa semit berkaitan dengan ruh-ruh pelindung yang berasal dari Babylonia, dalam keyakinan bangsa Iran kuno.[3]
Dalam kamus bahasa indonesia malaikat adalah makhluk Allah yang taat, diciptakan dari cahaya yang mempunyai tugas khusus dari Allah Swt.[4]
Malaikat adalah sejenis makhluk yang mempunyai sayap yang beraneka ragam, ada yang dua, tiga, atau empat bahkan ada yang lebih dari itu. Malaikat bertugas untuk menyampaikan segala perintah dan larangan Allah kepada para Nabi-Nya. Allah berkuasa menambah sayap para malaikat lebih banyak lagi menurut kehendak-Nya, sesuai dengan keperluan. Tidak ada kekuatan yang dapat menghalangi-Nya, karean Allah itu mahakuasa atas segala sesuatu.[5]
Malaikat yang sering dinyatakan AL-Qur’an adalah makhluk langit yang mengabdi kepada Allah Swt. Mereka melakkukan berbagai kewajiban, dari mencabut nyawa hingga memikul arasy Allah Swt. Mereka dapat diutus kepada nabi-nabi.[6]

Allah Swt berfirman dalam surat  Fathir ayat 1:
ßôJptø:$# ¬! ̍ÏÛ$sù ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur È@Ïã%y` Ïps3Í´¯»n=yJø9$# ¸xßâ þÍ<'ré& 7pysÏZô_r& 4oY÷V¨B y]»n=èOur yì»t/âur 4 ߃Ìtƒ Îû È,ù=sƒø:$# $tB âä!$t±o 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÊÈ  


Terjemahannya:
 segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.[7]
Di dalam suatu hadis di terangkan bahwa:
اا ن ا لنبى صل ا لله عايه وسام راي جبريل ليلة ا السراء في صورته له ستماءة جناح بين كل جنا حين كما بين المشرق و المغرب    رواه مسلم عن ابن مسعود
Artinya
sesungguhnya Nabi Muhammad saw melihat Malikat Jibril pada malam isra’ dalam bentuk aslinya, dia mempunyai enam ratus sayap, antara dua sayapnya seperti sepanjang mata memandang ke timur dan barat. (Riwayat Muslim dari Ibnu Mas’ud).

  1. Tafsir Mufradat
Kata mala’ikah dalam penggunaanya pada bahasa indonesia biasanya dianggap berbentuk tunggal. Dalam bahasa arab dari mana kata-kata itu berasal keduanya berbentuk jamak, dari kata Malak untuk malaikat. Ada ulama yang berpendapatbahwa kata Malak terambil dari kata ( مالكة   الك ) alaka-ma’lakah yang berarti mengutus. Malaikat itu adalah utusan-utusan Tuhan untuk berbagai fungsi. Ada juga yang berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata ( لاك ) la’aka yagn berarti menyampaikan sesuatu dari Allah Swt.[8]
Kata ( اجنحة ) ajnihah adalah bentuk jamak dari kata ( جناح ) janaah yakni sayap. bagi burung sayap adalah tangan bagi manusia. Kata ini dapat dipahami dalam arti hakikat, yakni memang makhluk ini memiliki sayap, walau kita tidak megetahui persis bagaimana bentuknya, bisa juga dipahami dalam arit potensi yang menjadikan ia mampu berpindah dengan sangat mudah dari satu tempat ke tempat lain.Thabathabai menegaskan inilah maksud kata pada ayat di atas.[9]
Firmannyaيزيد في الخلق ما يشا ء Yazidu fi al- Khalqi maa yasya / Dia menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia khendaki, penambahan ini dapat mencakup sekian banyak hal dan aspek  baik jasmani dan rohani. Ada yang ditambah kekuatan fisiknya atau spritual dan kecerdasannya. Ada yang memiliki kelebihan dalam keindahan dan kecantikan, atau kepandaian bertutur dan kekuatan argumemtasi dan lain sebagainya. Penggalan ayat ini mengisyaratkan juga adanya malaikat yang memiliki sayap lebih dari empat. Memang dalam riwayat Bukhari dan Muslim, Rasul melukiskan malaikat jibril memiliki lima ratus sayap. Az-Zuhri meriwayatkan bahwa malaikat Israfil memiliki dua belas ribu sayap.[10]
Malaikat-malaikat yang mempunyai sayap, tidak ada yang tahu hakikatnya dan bentuknya, selain Allah. Diantara mereka ada yang memiliki dua, itga, empat sayap. Allah menambahkan pada penciptaan sayap-sayap dan lainnya untuk malikat dan dan makhluk selain mereka apa yang dikhendaki-Nya, sesuai dengan hikmah-Nya.[11]
B.       Sifat-Sifat Malaikat
Dalam ajaran Islam percaya akan adanya malaikat adalah salah satu rukun imam . Percaya terhadap malaikat merupakan unsur kedua dalam keimanan Islam adalah sangat penting karena kepercayaan tersebut telah memurnikan dan membebaskan konsep tauhid dari bayangan syirik. Nabi Muhammad Saw melerang untuk menyembah malikat namun mengajarkan bahwa para malaikat merupakan makhluk yang dipilih oleh Allah Swt sebagai makhluk yang bebas dari dosa karena fitrahnya yang tidak dapat mengingkari perintahNya.[12]
Islam mengajarkan bahwa tidak ada satu malaikat pun yang dapat menjadi perantara atau mencampuri hubungan manusia dengan Allah Swt. Menyembah atau meminta pertolongan kepada maliakat merupakan tindakan yang merendahkan harkat manusia.
Adapun sifat-sifat malaikat seperti yang di jelaskan dalam surat al-anbiyah ayat 19-20
¼ã&s!ur `tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 ô`tBur ¼çnyZÏã Ÿw tbrçŽÉ9õ3tGó¡o ô`tã ¾ÏmÏ?yŠ$t7Ïã Ÿwur tbrçŽÅ£óstGó¡tƒ ÇÊÒÈ   tbqßsÎm7|¡ç Ÿ@ø©9$# u$pk¨]9$#ur Ÿw tbrçŽäIøÿtƒ ÇËÉÈ 



Terjemahnya
            Dan malaikat-malaikat di sisNya tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembahNya dan tidak pula merasa letih (19). Mereka  para malaikat bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang (20).[13] 

Pada ayat 19  Allah mengingatkan kembali kekuasaanNya terhadap makhluknya yang berada di sisiNya yaitu para malaikat muqarrabin yang diberikan kedudukan yang mulia, patuh dan taat serta beribadah kepadaNya tanpa henti-hentinya, dan tidak merasa lelah atau letih mengabdi lepadaNya.[14]
Qatadah dan as-Suddi mengatakan bahwa yang dimaksud ŸbrçŽÅ£óstGó¡tƒ Ÿwur adalah bahwa para malaikat tidak pernah merasa letih. Sementara Ibnu Zaid menafsirkan, “Para malaikat tidak pernah berhanti bertasbih kepada Allah SWT.” Ibnu Zaid menyandarkan penafsirannya pada kenyataan bahwa bangsa Arab menggambarkan unta mereka yang berhenti melangkah karena letih sebagai ba’ir hasir (unta yang letih). Ka’ab mengatakan Allah menciptakan malaikat-malaikat dan menakdirkannya untuk bertasbih terus menerus semudah manusia bernafas.[15]
Pada ayat 20 Allah menjelaskan bagaimana caranya para malaikat itu beribadah kepadaNya, yaitu senantiasa bertasbih siang dan malam dengan tidak putus-putusnya.
Dan pada ayat lain Allah menjelaskan dalam surat at-Tahrim ayat 6
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ  




Terjemahannya
            penjaga neraka malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.[16]

Pada ayat ini Allah menjelaskan tentang malaikat yang menjaga neraka yang kasar dan keras yang pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat. Mereka diberi kewenangan mengadakan penyikasaan di dalam neraka . Mereka adalah para malaikat yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya dan selalu mengerjakan apa yang  diperintahkanNya.
2.      Tafsir Mufaradat  
pada kata ( و من عنده ) wa man indahu/ dan siapa di sisiNya di pahami oleh banyak ulama sebagai para malaikat. tetapi Sayyid Quthub enggan membatasi maksudnay hanya pada malaikat, karena menurutnya kata ( من ) man/siapa dapat mencakup malaikat dan selain mereka. Kata di sisiNya bagi Allah swt. tidak mengandung makna tempat tidak juga terbatas pada sifat tertentu. [17]
kata ( يستحسرون ) yastahsirun terambil dari kata  ( حسر ) hasara yang pada mulanya digunakan dalam arti letih atau jemu. penambahan huruf ta’ mengandung makan kesungguhan. Ini  mengisayaratkan bahwa sebenarnyaibadah yang mereka lakukan itu bukan saja dapat menimbulkan keletihan biasa, tetapi keletihan dan kejemuan luar biasa jika diukur dengan kemampuan manusia, namun demikian para malaikat  itu tidak disentuh sedikit pun oleh keletihan.[18]
Adapun sifat-sifat malaikat yaitu
a.    diciptakan dari nur
b.    taat dan berbakti kepada Allah Swt
c.    tidak berjenis laki-laki atau perempuan
d.   tidak membutuhkan makan dan minum dan saran fisik lainnya
e.    tidak akan mati sebelum datangnya hari kiamat
f.     bertubuh halus (gaib), tidak dapat diliaht manusia biasa
g.    tidak pernah mengingkari perintah Allah Swt
h.    hanay bisa mengerjakan apa yang diperintahkan tanpa ada inisiatif untuk berbuat lain
i.      diciptakan dengan tugas tertentu[19]

  1. Nama-Nama Malaikat dan Tugas-Tugasnya

Allah menciptakan mereka khusus untuk beribadah kepadaNya. Mereka bukanlah putra-puri Allah dan bukan pula putr-putri selain Allah. Mereka membawa risalah Tuhannya dan menunaikan tugas masing-masing di alam ini. Mereka juga bermacam-macam dan masing-masing mempunyai tugas-tugas khusus.[20]
Allah Swt menugaskan para malikatNya untuk menjalankan perintah-perintahNya dengan benar dan tepat Mereka tidak mempunyai kekuasaan untuk berbuat menurut kemauan dan rencana mereka sendiri dalam mengatur alam semesta.[21]
Allah Swt menciptakan para malaikat dengan memiliki nama-nama dan tugasnya masing-masing.
            Allah Swt berfirman dalam surat al-Zukhruf ayat 77:
(#÷ryŠ$tRur à7Î=»yJ»tƒ ÇÙø)uÏ9 $uZøŠn=tã y7/u ( tA$s% /ä3¯RÎ) šcqèWÅ3»¨B ÇÐÐÈ  
Terjemahannya
            Dan mereka berseru “wahai malaikat Malik biarlah Tuhanmu mematikan kami saja. Dia menjawab sungguh engkau akan tetap tinggal di neraka ini.[22]

            Tafsiran ayat di atas adalah karena beratnya derita mereka maka mereka memanggil malaikat Malik pengjaga neraka, agar malaikat itu meminta kepada Allah agar mereka dimatikan saja, sehingga mereka terbebas dari siksaan, mereka berkata “hai malaikat Malik, mohonkanlah kepada Allah agar Dia mencabut saja nyawa kami, sehingga kai terlepas atau tidak merasakan lagi siksaan ini”. Malaikat Malik menjawab “ tidak ada satu pun jalan bagimu untuk keluar dari neraka ini karena Allah telah memutuskan bahwa kamu tinggal di dalam neraka selama-lamanya.[23]
            Pada kata (يا مالك) yaa Maalik ada yang membacanya yaa maali tanpa huruf Kaf. ketiadaan huruf itu dinilai olehsementara ulama sebagai isyarat tentang kelemahan dan keputusasaan mereka, sampai-sampai mereka tidak mampu lagi menyebut nama malaikat itu secara sempurna. Sedangkan pada kata ( ليقض  ) li yaqdi dipahami di sini dalam arti mematikan, yang maksudnya adalah menghabisi wujud mereka sehingga mereka punah sama sekali tanpa bekas dan bagaikan tidak pernah atau tidak lagi memiliki eksitensi.[24]
            Allah Swt berfirman dalam surat as-Sajadah ayat 11:
* ö@è% Nä39©ùuqtGtƒ à7n=¨B ÏNöqyJø9$# Ï%©!$# Ÿ@Ïj.ãr öNä3Î/ ¢OèO 4n<Î) öNä3În/u šcqãèy_öè? ÇÊÊÈ  
Terjemahannya:
            katakanlah malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawa mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu akan dikembalikan.[25]

            Ayat ini menolak anggapan orang-orang musyrik yang menyatakan bahwa hari kiamat itu tidak ada. Dikatakan hai orang-orang musyrik sesungguhnya malaikat yang bertugas mencabut nyawa manusia, benar-benar menjaga waktu maka mereka mencabut nyawa manusia itu tepat pada waktunya, tidak mundur sesaat pun, dan tidak dipercepat walau sesaat.[26]
            Ayat di atas menunjuk pencabut nyawa sebagai satu malaikat karena kata malaikat, karena kata (ملك) malak menunjuk pada tunggal yang jamaknya adalah kata ( ملاءكة ) malaaikah.[27]
            Allah swt berfirman dalam surat al-Alaq ayat 18:
äíôuZy spuÏR$t/¨9$# ÇÊÑÈ  
Terjemahannya:
            Kelak kami akan memanggil malaikat Zabaniyah penyiksa orang-orang yang berdosa.[28]

kata (الزبانية) az-Zabaniyah bentuk tunggalnya menurut sementara ahli adalah ( زبن) Zibni atau ( زبن ) Zabin atau (زبنية) Zibniyah. kendati mereka berbeda namun sepakat bahwa Zabaniyah adalah bentuk jamak. Kata ini diambil dari kata ( الزبن ) az-zabnu yang berarti mendorong. Hanya ditemukan sekali saja dalam al-Qur’an yang artinya malaikat-malaikat yang bertugas menghadapi orang-orang yang berdosa di akhirat kelak.
Dijelaskan bahwa kelak Abu Jahal memanggil teman-teman komplotannya umtuk minta tolong, maka Allah akan memanggil malaikat Zabaniyah yaitu para penjaga neraka yang sangat bengis.[29]
            Allah Swt berfirman dalam surah Qaf ayat 17-18:
øŒÎ) ¤+n=tGtƒ Èb$uÉe)n=tGßJø9$# Ç`tã ÈûüÏJuø9$# Ç`tãur ÉA$uKÏe±9$# ÓÏès% ÇÊÐÈ   $¨B àáÏÿù=tƒ `ÏB @Aöqs% žwÎ) Ïm÷ƒys9 ë=Ï%u ÓŠÏGtã ÇÊÑÈ  
Terjemahannya:
            ingatlah ketika dua malaikat mencatat perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri (17). Tidak ada suatu kata yang di ucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat (18).[30]

            pada ayat 17 Allah menerangkan bahwa walaupun Ia mengetahui setiap perbuatan hamba-hambanya, namun Ia memerintahkan dua malaikat untuk mencatat segala ucapan dan perbuatan hamba-hambaNya. Malaikat itu ada sebelah kanan mencatat kebaikan dan ada sebelah kiri mencatat kejahatan.[31]
            Pada ayat 18 diterangkan bahwa tugas yang dibebankan kepada kedu malaikat itu ialah bahwa tiada satukata pun yang diucapkan seseorang kecuali di sampingnya malaikat yang mengawasi  dan mencatat perbuatnnya.[32]
            Ada ulama yang memahami kata raqib ‘atid sebagai nama dua malaikat yakni raqib mencatat kebaikan dan atid mencatat kejahatan. Ada juga yang memahami bukan sebagai nama tetapi dalam arti fungsinya sebagai pengawas yang selalu hadir.[33]
            Pada ayat di atas menjelaskan keberadaan malaikat di kanan dan kiri manusia untuk mencatat amal-amal perbuatan bahkan ucapan-ucapan manusia. Akan tetapi, penjelasan kedua sumber ajaran ini tidak harus dipertentangkan karena keberadaan malaikat bersama manusia tidak harus dipahami bahwa ia tidak sesaat pun meniggalkannya.[34]
            Allah Swt berfiman dalam surat al-Mu’min ayat 7:
tûïÏ%©!$# tbqè=ÏJøts z¸öyèø9$# ô`tBur ¼çms9öqym tbqßsÎm7|¡ç ÏôJpt¿2 öNÍkÍh5u tbqãZÏB÷sãƒur ¾ÏmÎ/ tbrãÏÿøótGó¡our tûïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä $uZ­/u |M÷èÅur ¨@à2 &äóÓx« ZpyJôm§ $VJù=Ïãur öÏÿøî$$sù tûïÏ%©#Ï9 (#qç/$s? (#qãèt7¨?$#ur y7n=Î6y öNÎgÏ%ur z>#xtã ËLìÅspgø:$# ÇÐÈ  



Terjemahnya:
            maliakat-malaikat yang memikul arsy, dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman.[35]

            Pada ayat ini menerangkan bahwa para malaikat yang memikul arsy dan para malaikat yang ada di sekelilingnya senantiasa menyucikan Allah, mengucapkan syukur atas nikmatNya beriman, dan mengakui bahwa tiada yang patut disembah selain Allah. Dan malaikat itu juga memohonkan ampunan bagi orang yang mengakui keesaan dan kesucian Allah dari sesembahan lainnya.[36] 
Ada pun nama-nama malaikat dan tugasnya yang perlu kita imani:
a.       Malaikat Jibril menyampaikan wahyu
b.      Malaikat mikail memberi rezki
c.       Malaikat Israil mencabut nyawa
d.      Malaiakat Israfil meniup sangkakala
e.       Malaikat Munkar penjaga kubur
f.       Malaikat Nakir penjaga kubur
g.      Malaikat Raqib mencatat amal kebaikan
h.      Malaikat Atid mencatat amal keburukan
i.        Malaikat Ridwan menjaga pintu syurga
j.        Malaikat Malik menjaga pintu neraka.[37]

Sebagai umat Islam harus mengimani akan adanya para malaikat meski pun tidak dapat dilihat dengan panca indera yang selalu mengawasi segala yang kita kerjakan di dunia ini. Percaya kepada para malaikat merupakan perintah kepada kita semua agar menambah keyakinan kita semua kepada Allah Swt.

III.   PENUTUP
A.  kesimpulan
1.      Al-Malaikah adalah bentuk jamak dari kata Malak yang berarti “Malaikat” yakni makhluk rohani yang bersifat gaib, diciptakan dari cahaya yang selalu taat dan patuh atau tidak pernah ingkar kepada Allah Swt dan tidak perlu makan, minum, tidur. Mereka tidak mempunyai keinginan fisik dan juga kebutuhan materil, mereka menghabiskan waktunya siang dan malam untuk mengabdi kepada Allah Swt.
2.      Ada pun sifat-sifat malaikat yaitu diciptakan dari nur, taat dan berbakti kepada Allah Swt,tidak berjenis laki-laki atau perempuan, tidak membutuhkan makan dan minum dan saran fisik lainnya, tidak akan mati sebelum datangnya hari kiamat, bertubuh halus (gaib), tidak dapat dilihat manusia biasa, tidak pernah mengingkari perintah Allah Swt, hanya bisa mengerjakan apa yang diperintahkan tanpa ada inisiatif untuk berbuat lain, diciptakan dengan tugas tertentu.
3.      Ada pun nama-nama malaikat dan tugasnya yang perlu kita imani yaitu malaikat Jibril menyampaikan wahyu, malaikat Mikail memberikan rezki, malaikat Israil mencabut nyawa, malaikat Israfil meniup sangkakala, malaikat Munkar penjaga kubur, malaikat Nakir penjaga kubur, malaikat Raqib mencatat amal kebaikan, malaikat Atid mencatat amal keburukan, malaikat Ridwan menjaga pintu syurga, malaikat Malik menjaga pintu neraka.

B.   saran
Demikianlah apa yang dapat penulis tuangkan dalam tulisan ini, kritik Dan saran yang sifatnya membangun tetap penulis nantikan, utamanya dari bapak Pembina mata kuliah Tafsir Aqidah, untuk perbaikan di waktu mendatang. Semoga tulisan ini membawa manfaat. Kesempurnaanya hanya milik Tuhan.


DAFTAR PUSTAKA

Anshari H.A Hafizh, Et. al, Ensiklopedi Islam 3, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: CV. Naladana,2004.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen Agama RI, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2008

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

M. Armando,Nina, et.al, Ensiklopedi Islam, Jakarta: tp, 2005.

al-Mahami Muhammad Kamil Hasan, Ensiklopedi Al-Qur’an, Jakarta: Kharisma Ilmu, 2005.

Mas’adi, Ghufron, Ensiklopedi islam ringkas Cyril Glase, Jakarta: Raja Grafindo, 2002.

Perpustakaan Nasional, Ensiklopedia Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2007.

Ritonga A. Rahman. Et.al, Ensiklopedi Hukum Islam , Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve,2006.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

........................................., Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui, Jakarta: Lentera Hati, 2008.

Tim Ahli Tauhid, Kitab Tauhid 2, Jakarta:Darul Haq, 1998.

Zuhaili Wahbah,  Ensiklopedai Al-Qur’an, Depok: Gema Insani, 2007.

























[1]Nina M. Armando, et.al, Ensiklopedi Islam, (Jakarta:tp, 2005), h. 242.

[2]Perpustakaan Nasional, Ensiklopedia Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2007), h. 568-569.

[3]Ghufron A. Mas’adi, Ensiklopedi islam ringkas Cyril Glase, (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), h. 249.

[4]Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet III; Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 705.

[5]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jilid VIII; Jakarta: 2007), h.134.

[6]A. Rahman Ritonga. et.al, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve,2006), h. 1091.

[7]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2004), h, 616.

[8]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Vol XI; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 424.

[9]ibid

[10]Ibid

[11]Wahbah Zuhaili,  Ensiklopedai Al-Qur’an, (Depok: Gema Insani, 2007), h. 435.

[12] A. Rahman Ritonga. et.al, Op. Cit, h. 1091.
[13]Departemen Agama RI, Op. Cit, h. 450.

[14] Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Tafsirnya, (jilid VI; Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), h. 241.

[15]Muhammad Kamil Hasan al-Mahami, Ensiklopedi Al-Qur’an, (Jakarta: Kharisma Ilmu, 2005), h. 126.

[16]Departemen Agama RI, Op Cit, h. 820.

[17] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Vol VIII; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 431.

[18]ibid

[19]Nina M. Armando, et.al, Op. Cit, h.242

[20]Tim Ahli Tauhid, Kitab Tauhid 2, (Jakarta:Darul Haq, 1998), h. 53.

[21]H.A Hafizh Anshari, Et. al, Ensiklopedi Islam 3 (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001), h. 136.
[22]Departeman Agama RI, Op Cit, h. 711

[23]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Tafsirnya, (jilid IX; Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), h. 144.

[24]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Vol XII; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 593.
                                               
[25]Departeman Agama RI, Op Cit, h. 587.

[26]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Tafsirnya, (jilid VII; Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), h. 587.

[27]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Vol XI; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 189.

[28]Departemen Agama RI, Op Cit, h. 905.

[29]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Tafsirnya, (jilid X; Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), h. 726.
[30]Departeman Agama RI, Op Cit, h. 748.

[31]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Tafsirnya, (jilid IX; Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), h. 439.

[32]ibid

[33]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Vol XI; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 294.

             
[34]M. Quraish Shihab, Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui, (Jakarta: Lentera Hati, 2008), h. 868.

[35] Departeman Agama RI, Op Cit, h. 671-672.

[36]Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Tafsirnya, (jilid VIII; Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), h. 504.

[37]A. Rahman Ritonga. et.al, , Op Cit , h. 1091.

1 komentar:

  1. RIMI KANE / CASINO RESORT CASINO & GOLF
    ROADER ROADER ROADER 하남 출장안마 ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER 양주 출장마사지 ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER 익산 출장샵 ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER 광주광역 출장안마 ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER ROADER 군산 출장마사지 ROADER ROADER

    BalasHapus