Senin, 30 Desember 2013

i'jaz al-Qur'an kemukjizatan kosmologi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Al-Qur’an sangat menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak para ilmuan, karena  jauh-jauh hari di dalam  Al-Qur’an telah banyak menceritakan tentang proses tau kejadian jagat raya ini yang baru belakangan ini bisa di buktikan oleh para ilmuan melalui berbagai penilitian ataupun eksprimen.
Oleh karena itu al-Qur’an juga dipandang sebagai mukjizat dari segi Kosmologi karena mampu menjelasakan fenomena alam semesta sebelum dibuktikan oleh ilmu pengetahuan. Hal ini pula dapat membuat kita semakin percaya dengan Al-Qur’an.
Maka dari itu pada makalah ini  pemakalah akan mencoba menjelaskan mukjizat al-Qur’an dari segi kosmologi melalui berbagai macam buku-buku mengenai hal-hal itu.

B.     RUMUSAN MASALAH
            Bertitik tolak dari uraian permasalahan di atas, maka yang menjadi rumusan  masalah yaitu:
1.         Bagaimana ayat-ayat al-Qur’an dijelaskan secara ilmiah dalam pembentukan alam semesta dan tata surya?
2.         Bagaimana ayat-ayat al-Qur’an dijelasakan secara ilmiah pada proses bekerjanya tata surya?










BAB II
PEMBAHASAN
1.    Proses Pembentukan Alam Semesta dan Tata Surya Menurut  Al-qur’an
Pembentukan alam semesta menurut Al-qur'an adalah Allah menegaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Namun ada hakikat pendukung tentang penjelasan dari hari-hari penciptaan langit dan bumi tersebut begitu juga dengan keadaan alam ketika pertama kali diciptakan dan keadan yang terjadi sebelumnya.[1] Dan juga menciptakan siang dan malam yang merupakan akibat logis dari diciptakan semua planet, termasuk bumi, matahari, bulan, dan bintang yang bergerak pada porosnya. Sebagaimana firmannya dalam surah al-A’raf ayat 54:
žcÎ) ãNä3­/u ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû Ïp­GÅ 5Q$­ƒr& §NèO 3uqtGó$# n?tã ĸóyêø9$# ÓÅ´øóムŸ@ø©9$# u$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜtƒ $ZWÏWym }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur tPqàfZ9$#ur ¤Nºt¤|¡ãB ÿ¾Ín͐öDr'Î/ 3 Ÿwr& ã&s! ß,ù=sƒø:$# âöDF{$#ur 3 x8u$t6s? ª!$# >u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÎÍÈ

Artinya:
“Sesungguhnya Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy.Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat.(Dia ciptakan) matahari ,bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya.ingatlah segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya.Maha suci Allah,Tuhan seluruh alam”.[2]

Setelah penciptaan-Nya itu, Dia lalu menciptakan makhluk hidup di dalamnya dengan berbagai keperluan-keperluan makhluk hidup tersebut,yang berupa benda-benda yang masuk dan yang keluar dari tanah.yang masuk  seperti:air,hewan, dan lainnya.sedang yang keluar seperti: tanaman,bahan tambang,gas,dan lainnya.Demikianlah Allah terus mencipta,sehingga apa yang ada di alam raya ini akan selalu terbaharui secara berkelanjutan yang bermaksud untuk memberikan anugerah yang baik bagi semua makhluk-Nya.
Di sisi lain ayat ini juga menjelaskan bahwa bulan merupakan salah satu ciptaan Allah Swt yang merupakan benda langit sebagaimana benda-benda angkasa lainnya yang terbit dan terbenam. Fenomena ini merupakan suatu yang secara alamiah terjasd pada semua benda angkasa.[3]
Dalam penciptaan alam terjadi proses yang menunjukkan bahwa ada yang lebih dahulu dicipta dan ada yang belakangan[4].semua itu mununjukkan adanya kronologi penciptaan. Dalam surah an-Nazi’at ayat 27-33, dijelaskan sebagai berikut:
÷LäêRr&uä x©r& $¸)ù=yz ÏQr& âä!$uK¡¡9$# 4 $yg8oYt/ ÇËÐÈ yìsùu $ygs3ôJy $yg1§q|¡sù ÇËÑÈ |·sÜøîr&ur                 $ygn=øs9 ylt÷zr&ur $yg9ptéÏ ÇËÒÈ uÚöF{$#ur y÷èt/ y7Ï9ºsŒ !$yg8ymyŠ ÇÌÉÈ ylt÷zr& $pk÷]ÏB $yduä!$tB $yg8tãötBur ÇÌÊÈ tA$t7Ågø:$#ur $yg9yör& ÇÌËÈ $Yè»tGtB ö/ä3©9 ö/ä3ÏJ»yè÷RL{ur ÇÌÌÈ
Terjemahnnya:
Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat atau langit yang telah dibangun-Nya?Dia telah menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita),dan menjadikan siangnya(terang benderang).Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.Dan gunung-gunung,Dia pancangkan dengan teguh.(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu”.[5]

            Menurut ahli astronomi ayat di atas memberi petunujuk tentang kronologis enam proses penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya, adapun enam masa itu yaitu:[6]
  1. Masa pertama.
 Menjelaskan awal pembentukan alam semesta dengan mulai terisi bintang-bintang yang terkelompokan dalam galaksi-galaksi.lalu terbentuk planet,dan benda langit lainnya dari satu kesatuan materi dan proses.[7] Di pahami dari ayat 27 yang memberi petunjuk tentang penciptaan alam semesta dengan peristiwa Big Bang, yaitu ledakan besar sebagai awal lahirnya ruang dan waktu, termasuk materi.[8]

 Dijelaskan dalam surah al-Anbiya ayat 30 yaitu:
óOs9urr& ttƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%Ÿ2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sムÇÌÉÈ

Artinya:
            Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya: dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?[9]

  1. Masa kedua.
Tentang langit semakin tinggi dalam artian alam semesta mengembang. Al-quran juga mengisyaratkan bahwa alam semesta yang ada di sekitar kita selalu mengembang dan menjadi bertambah luas.  Dari ayat 28 surah an-naziat memberi petunjuk tentang pengembangan alam semesta sehingga benda-benda langit makin berjauhan ( dalam bahasa awam berarti langit semakin tinggi), memberi pengertian bahwa pembentukan benda langit bukanlah proses sekali jadi  tetapi proses evoluitf ( perubahan bertahap dari awan antarbimtang menjadi bintang lalu akhirnya mati dan digantikan generasi bintang-bintang baru). [10]Dalam kitab suci Al-quran Alah menjelaskan adanya pengembangan alam semesta, yaitu pada surah az-Zariyat ayat 47 yaitu:

uä!$uK¡¡9$#ur $yg»oYøt^t/ 7&÷ƒr'Î/ $¯RÎ)ur tbqãèÅqßJs9 ÇÍÐÈ                                                 
Artinya:
            Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami), dan kami benar-benar meluaskannya[11]

Dalam bahasa Al-quran proses terus menerus itu disebut menyempurnakan dalam makna alam semesta tidak sekali jadi, tetapi terus berproses, tidak berhenti setelah penciptaan bumi.Al-quran mengisyaratkan dalam surah al-Baqarah ayat 29 yaitu:
ö@è% bÎ) (#qàÿ÷è? $tB Îû öNà2Írßß¹ ÷rr& çnrßö6è? çmôJn=÷ètƒ ª!$# 3 ãNn=÷ètƒur $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# 3 ª!$#ur 4n?tã Èe@à2 &äó_x« ֍ƒÏs% ÇËÒÈ

Artinya:
            Dialah (Allah) menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lau Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit.Dan Dia maha mengetahui segala sesuatu.[12]

Para astronomi menafsirkan ayat ini bahwa yang dimaksud dengan tujuh langit adalah garis edar planet-planet yang berputar mengelilingi matahari. Dapat pula yang dimaksud dengan lapisan-lapisan langit yang berbeda-beda yang melingkupi bumi. Hal itu karena setelah menyempurnakan penciptaan bumi dan adanya kehidupan di atas permukaannya serta menciptakan di sekelilingnya beberapa lapisan udara, Allah menciptakan alat untuk mencegah bumi dari ancaman angkasa luar yang mengirim radiasi yamg menghancurkan. Juga dari ancaman berjatuhannya meteor-meteor yang berbahaya.[13]


  1. Masa ketiga.
Tentang proses penciptaan tata surya yaitu pembentukan matahari dan planet-planetnya. Diisyaratkan dalam surah an-Naziat ayat 29 tentang adanya tata surya yang juga berlaku pada bintang-bintang lain. Pada masa ini adalah masa penciptaan matahari yang bersinar dan bumi serta planet-planet lainnya yang berotasi sehingga ada denomena malam dan siang.  
  1. Masa keempat.
Tentang proses evolutif di bumi. Dalam bahasa Al-quran disebut bumi dihamparkan menjadi lima benua.Firman Allah dalam surah an-Naziat ayat 30 yaitu:
uÚöF{$#ur y÷èt/ y7Ï9ºsŒ !$yg8ymyŠ ÇÌÉÈ
Artinya:
            Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.[14]

  1. Masa kelima.
Tentang evolusi penyiapan kehidupan di bumi. Unsur pertama yang diperlukan dalam kehidupan adalah air yang dipancarkan dari mata-mata air di bumi dan juga diindikasikan air didatangkan Allah dari bumi itu sendiri.Sesuai dengan firmannya dalam surah an-Naziat ayat 31 yaitu:

ylt÷zr& $pk÷]ÏB $yduä!$tB $yg8tãötBur ÇÌÊÈ
Artinya:
            Darinya Dia pancarkan air, dan(ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.[15]

            Di dalam Al-quran pada surah al-Anbiya ayat 30 memang disebutkan semua makhluk hidup berasal dari air.

  1. Masa keenam.
Tentang lahirnya binatang dan manusia setelah prasyarat kehidupan yang utama(adanya air dan oksigen) terpenuhi.Sesuai firmannya dalam surah an-Naziat ayat 32-33 yaitu:
tA$t7Ågø:$#ur $yg9yör& ÇÌËÈ $Yè»tGtB ö/ä3©9 ö/ä3ÏJ»yè÷RL{ur ÇÌÌÈ
Artinya:
            Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh.(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternak-ternakmu.[16]
2.    Kajian ayat-ayat al-Qur’an secara ilmiah tetntang proses bekerjanya tata surya    
Allah Swt telah berfirman dalam surah Yaasiin 38-40
ߧôJ¤±9$#ur ̍øgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4 y7Ï9ºsŒ ㍃Ïø)s? ̓Íyèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÌÑÈ   tyJs)ø9$#ur çm»tRö£s% tAÎ$oYtB 4Ó®Lym yŠ$tã Èbqã_óãèø9$%x. ÉOƒÏs)ø9$# ÇÌÒÈ   Ÿw ߧôJ¤±9$# ÓÈöt7.^tƒ !$olm; br& x8Íôè? tyJs)ø9$# Ÿwur ã@ø©9$# ß,Î/$y Í$pk¨]9$# 4 @@ä.ur Îû ;7n=sù šcqßst7ó¡o ÇÍÉÈ  
Terjemahannya:
Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

                Firman Allah Swt ini menjelaskan bahwa matahari bergerak ke arahyang telah di tentukan . Pengetahuan ini baru terungkap oleh para ilmuwan modern pada abad ke- 20 , yang sebelimnya para ilmuwan berpendapat bahwa matahari tidak bergerak atau diam di tempat. Sedangkan gerakan matahari dari timur ke barat hanyaalh gerakan secara lahiriah saja.
Akhirnya muncul penemuan ilmuwan astronomi yang menyatakan bahwa matahari memiliki gerakan hakiki di ruang angkasa dengan ukuran dan arah yang tertentu. Tabir ini baru terkuak setelah waktu berlalu selama 1200 tahun terhitung sejak al-Qur’an turun,kelebihan ini merupakan bukti bahwa al-Qur’an diturunkan dari pencipta matahari dan alam semesta yang Mahasuci gan Mahatinggi.[17] 
            Muncul fakta baru yang menyatakan bahwa teori bumi tetap diam dan tidak bergerak itu adalah salah. Alasannya sederhana sekali yaitu karena bentuk matahari satu juta kali lebih besar dari bumi. Oleh sebab itu tidak mungkin bumi yang kecil ini memiliki gaya tarik terhadap matahari. Sebaliknya sangat mungkin matahari yang menarik bumi.[18]
            Allah swt berfirman dalam surah al-Rad ayat 2 yaitu:
( t¤yur }§ôJ¤±9$# tyJs)ø9$#ur ( @@ä. ̍øgs 9@y_L{ wK|¡B 4
Terjemahannya:
Allah memperjalankan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan..[19]

Ayat ini menguatkan teori bahwa bulan juga berlari. Seandainya memperhatikan pergerakan bulan, kita dapat melihat gambaran pola pergerakan mirirng yang menyerupai pola gerakan matahari ketika berputar mengelilingi pusat galaksi. Jika kita perhatikan melalui bentuknya maka planet-planet berputar mengelilingi matahari dan ikut bergerak dalam revolusi matahari terhadap pusat galaksi. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa bulan berlari, bumi berlari, planet-planet berlari, demikan pula bintang.[20]

                               
BAB III
PENUTUP

1.        KESIMPULAN

            Menurut ahli astronomi surah an-Nazi’at ayat 27-33 memberi petunujuk tentang kronologis enam proses penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya, adapun enam masa itu yaitu:
  1. Masa pertama.
 Menjelaskan awal pembentukan alam semesta dengan mulai terisi bintang-bintang yang terkelompokan dalam galaksi-galaksi.lalu terbentuk planet,dan benda langit lainnya dari satu kesatuan materi dan proses. Di pahami dari ayat 27 yang memberi petunjuk tentang penciptaan alam semesta dengan peristiwa Big Bang, yaitu ledakan besar sebagai awal lahirnya ruang dan waktu, termasuk materi.
  1. Masa kedua.
Tentang langit semakin tinggi dalam artian alam semesta mengembang. Al-quran juga mengisyaratkan bahwa alam semesta yang ada di sekitar kita selalu mengembang dan menjadi bertambah luas.  Dari ayat 28 surah an-naziat memberi petunjuk tentang pengembangan alam semesta sehingga benda-benda langit makin berjauhan ( dalam bahasa awam berarti langit semakin tinggi), memberi pengertian bahwa pembentukan benda langit bukanlah proses sekali jadi  tetapi proses evoluitf ( perubahan bertahap dari awan antarbimtang menjadi bintang lalu akhirnya mati dan digantikan generasi bintang-bintang baru).
  1. Masa ketiga.
Tentang proses penciptaan tata surya yaitu pembentukan matahari dan planet-planetnya. Diisyaratkan dalam surah an-Naziat ayat 29 tentang adanya tata surya yang juga berlaku pada bintang-bintang lain. Pada masa ini adalah masa penciptaan matahari yang bersinar dan bumi serta planet-planet lainnya yang berotasi sehingga ada denomena malam dan siang.  
  1. Masa keempat.
Tentang proses evolutif di bumi. Dalam bahasa Al-quran disebut bumi dihamparkan menjadi lima benua
  1. Masa kelima.
Tentang evolusi penyiapan kehidupan di bumi. Unsur pertama yang diperlukan dalam kehidupan adalah air yang dipancarkan dari mata-mata air di bumi dan juga diindikasikan air didatangkan Allah dari bumi itu sendiri
  1. Masa keenam.
Tentang lahirnya binatang dan manusia setelah prasyarat kehidupan yang utama(adanya air dan oksigen) terpenuhi.

Firman Allah Swt pada surah Yaasiin ayat 38-40 menjelaskan bahwa matahari bergerak ke arah yang telah di tentukan . Pengetahuan ini baru terungkap oleh para ilmuwan modern pada abad ke- 20 , yang sebelimnya para ilmuwan berpendapat bahwa matahari tidak bergerak atau diam di tempat. Sedangkan gerakan matahari dari timur ke barat hanyaalh gerakan secara lahiriah saja. Akhirnya muncul penemuan ilmuwan astronomi yang menyatakan bahwa matahari memiliki gerakan hakiki di ruang angkasa dengan ukuran dan arah yang tertentu. Tabir ini baru terkuak setelah waktu berlalu selama 1200 tahun terhitung sejak al-Qur’an turun,kelebihan ini merupakan bukti bahwa al-Qur’an diturunkan dari pencipta matahari dan alam semesta yang Mahasuci gan Mahatinggi.     Muncul fakta baru yang menyatakan bahwa teori bumi tetap diam dan tidak bergerak itu adalah salah. Alasannya sederhana sekali yaitu karena bentuk matahari satu juta kali lebih besar dari bumi. Oleh sebab itu tidak mungkin bumi yang kecil ini memiliki gaya tarik terhadap matahari. Sebaliknya sangat mungkin matahari yang menarik bumi.















DAFTAR PUSTAKA

Abdushshamad Muhammad Kamil, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2005.
Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi Manfaat Benda-Benda Langit Dalam Perspektif Al-qur’an dan Sains, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-qur’an, 2012.
...................................., Tafsir Ilmi Penciptaan Bumi Dalam Perspektif Al-qur’an dan Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-qur’an, 2010.
...................................., Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya Dalam Perspektif Al-qur’an dan Sains,  (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-qur’an, 2010.
Thalbah, Hisham, et. al, Ensikopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis Pada Kemukjizatan Alam Semesta, (Bekasi: Sapta Sentosa, 2008.
...................................., Ensikopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis Pada Kemukjizatan Penciptaan Bumi, (Bekasi: Sapta Sentosa, 2008.




[1]Hisham Thalbah. et. al, Ensikopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis Pada Kemukjizatan Penciptaan Bumi, (Bekasi: Sapta Sentosa, 2008), h. 1.

[2]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2005), h.211.
[3]Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi; Manfaat Benda-Benda Langit Dalam Perspektif Al-qur’an dan Sains,  (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-qur’an, 2012), h.106.

[4]Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi; Penciptaan Jagat Raya Dalam Perspektif Al-qur’an dan Sains,  (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-qur’an, 2010), h.17.

[5]Departemen Agama RI, Op. Cit, h. 869.

[6]Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi; Penciptaan Bumi Dalam Perspektif Al-qur’an dan Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-qur’an, 2010), h. 21.

[7]Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi; Penciptaan Jagat Raya Dalam Perspektif Al-qur’an Dan Sains , Op.Cit, h. 23

[8]Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi; Penciptaan Bumi Dalam Perspektif Al-qur’an Dan Sains, Op.Cit, h. 21
[9]Departemen Agama RI, Op. Cit, h. 451.  

[10]Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi; Penciptaan Bumi Dalam Perspektif Al-qur’an Dan Sains, Op.Cit, h. 21.

[11]Departemen Agama RI, Op. Cit, h. 755

[12]ibid. h. 6.

[13]Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003), h. 49.
[14]Departemen Agama RI, Op. Cit, h. 869.

[15]ibid
[16]ibid

[17]Muhammad Kamal Abdushshamad, Op.Cit, h. 29.

[18]Hisham Thalbah. et. al, Ensikopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis Pada Kemukjizatan Alam Semesta, (Bekasi: Sapta Sentosa, 2008), h. 65.

[19]Departemen Agama RI, Op. Cit, h. 336.

[20]Hisham Thalbah. et. al, Op. Cit, h. 67-68.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar