BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Al-Qur’an sangat menjadi daya
tarik tersendiri bagi banyak para ilmuan, karena jauh-jauh hari di dalam Al-Qur’an telah banyak menceritakan tentang
proses tau kejadian jagat raya ini yang baru belakangan ini bisa di buktikan
oleh para ilmuan melalui berbagai penilitian ataupun eksprimen.
Oleh karena itu al-Qur’an juga
dipandang sebagai mukjizat dari segi Kosmologi karena mampu menjelasakan
fenomena alam semesta sebelum dibuktikan oleh ilmu pengetahuan. Hal ini pula
dapat membuat kita semakin percaya dengan Al-Qur’an.
Maka dari itu pada makalah
ini pemakalah akan mencoba menjelaskan
mukjizat al-Qur’an dari segi kosmologi melalui berbagai macam buku-buku
mengenai hal-hal itu.
B.
RUMUSAN MASALAH
Bertitik tolak dari uraian permasalahan
di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah yaitu:
1.
Bagaimana ayat-ayat al-Qur’an dijelaskan secara ilmiah dalam
pembentukan alam semesta dan
tata surya?
2.
Bagaimana ayat-ayat al-Qur’an dijelasakan secara ilmiah pada proses
bekerjanya tata surya?
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Proses Pembentukan
Alam Semesta dan Tata Surya Menurut
Al-qur’an
Pembentukan alam semesta menurut Al-qur'an adalah Allah menegaskan bahwa
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Namun ada hakikat pendukung tentang penjelasan
dari hari-hari penciptaan langit dan bumi tersebut begitu juga dengan keadaan
alam ketika pertama kali diciptakan dan keadan yang terjadi sebelumnya.[1]
Dan juga menciptakan siang dan malam yang merupakan akibat logis dari
diciptakan semua planet, termasuk bumi, matahari, bulan, dan bintang yang
bergerak pada porosnya. Sebagaimana firmannya dalam surah al-A’raf ayat 54:
cÎ) ãNä3/u ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû ÏpGÅ 5Q$r& §NèO 3uqtGó$# n?tã ĸóyêø9$# ÓÅ´øóã @ø©9$# u$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜt $ZWÏWym }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur tPqàfZ9$#ur ¤Nºt¤|¡ãB ÿ¾ÍnÍöDr'Î/ 3 wr& ã&s! ß,ù=sø:$# âöDF{$#ur 3 x8u$t6s? ª!$# >u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÎÍÈ
Artinya:
“Sesungguhnya
Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu
Dia bersemayam di atas ‘Arsy.Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat.(Dia ciptakan) matahari ,bulan dan bintang-bintang
tunduk kepada perintah-Nya.ingatlah segala penciptaan dan urusan menjadi
hak-Nya.Maha suci Allah,Tuhan seluruh alam”.[2]
Setelah penciptaan-Nya itu,
Dia lalu menciptakan makhluk hidup di dalamnya dengan berbagai
keperluan-keperluan makhluk hidup tersebut,yang berupa benda-benda yang masuk
dan yang keluar dari tanah.yang masuk seperti:air,hewan,
dan lainnya.sedang yang keluar seperti: tanaman,bahan tambang,gas,dan
lainnya.Demikianlah Allah terus mencipta,sehingga apa yang ada di alam raya ini
akan selalu terbaharui secara berkelanjutan yang bermaksud untuk memberikan
anugerah yang baik bagi semua makhluk-Nya.
Di sisi lain ayat ini juga
menjelaskan bahwa bulan merupakan salah satu ciptaan Allah Swt yang merupakan
benda langit sebagaimana benda-benda angkasa lainnya yang terbit dan terbenam.
Fenomena ini merupakan suatu yang secara alamiah terjasd pada semua benda
angkasa.[3]
Dalam
penciptaan alam terjadi proses yang menunjukkan bahwa ada yang lebih dahulu
dicipta dan ada yang belakangan[4].semua itu mununjukkan adanya kronologi
penciptaan. Dalam surah an-Nazi’at ayat 27-33, dijelaskan sebagai berikut:
÷LäêRr&uä x©r& $¸)ù=yz ÏQr& âä!$uK¡¡9$# 4 $yg8oYt/ ÇËÐÈ yìsùu $ygs3ôJy $yg1§q|¡sù ÇËÑÈ |·sÜøîr&ur $ygn=øs9 ylt÷zr&ur $yg9ptéÏ ÇËÒÈ uÚöF{$#ur y÷èt/ y7Ï9ºs !$yg8ymy ÇÌÉÈ ylt÷zr& $pk÷]ÏB $yduä!$tB $yg8tãötBur ÇÌÊÈ tA$t7Ågø:$#ur $yg9yör& ÇÌËÈ $Yè»tGtB ö/ä3©9 ö/ä3ÏJ»yè÷RL{ur ÇÌÌÈ
Terjemahnnya:
Apakah
penciptaan kamu yang lebih hebat atau langit yang telah dibangun-Nya?Dia telah
menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita),dan menjadikan
siangnya(terang benderang).Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.Darinya Dia
pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.Dan gunung-gunung,Dia
pancangkan dengan teguh.(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan
ternakmu”.[5]
Menurut ahli astronomi ayat di atas memberi petunujuk tentang kronologis
enam proses penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya, adapun enam
masa itu yaitu:[6]
- Masa pertama.
Menjelaskan awal pembentukan alam semesta
dengan mulai terisi bintang-bintang yang terkelompokan dalam
galaksi-galaksi.lalu terbentuk planet,dan benda langit lainnya dari satu
kesatuan materi dan proses.[7] Di pahami dari ayat 27 yang memberi
petunjuk tentang penciptaan alam semesta dengan peristiwa Big Bang,
yaitu ledakan besar sebagai awal lahirnya ruang dan waktu, termasuk materi.[8]
Dijelaskan dalam surah al-Anbiya ayat 30
yaitu:
óOs9urr& tt tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( xsùr& tbqãZÏB÷sã ÇÌÉÈ
Artinya:
Dan apakah
orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dulu menyatu,
kemudian kami pisahkan antara keduanya: dan kami jadikan segala sesuatu yang
hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?[9]
- Masa kedua.
Tentang langit semakin tinggi
dalam artian alam semesta mengembang. Al-quran juga mengisyaratkan bahwa alam
semesta yang ada di sekitar kita selalu mengembang dan menjadi bertambah luas. Dari ayat 28 surah an-naziat memberi petunjuk
tentang pengembangan alam semesta sehingga benda-benda langit makin berjauhan (
dalam bahasa awam berarti langit semakin tinggi), memberi pengertian bahwa
pembentukan benda langit bukanlah proses sekali jadi tetapi proses evoluitf ( perubahan bertahap
dari awan antarbimtang menjadi bintang lalu akhirnya mati dan digantikan
generasi bintang-bintang baru). [10]Dalam
kitab suci Al-quran Alah menjelaskan adanya pengembangan alam semesta, yaitu
pada surah az-Zariyat ayat 47 yaitu:
uä!$uK¡¡9$#ur $yg»oYøt^t/ 7&÷r'Î/ $¯RÎ)ur tbqãèÅqßJs9 ÇÍÐÈ
Artinya:
Dan langit itu
kami bangun dengan kekuasaan (kami), dan kami benar-benar meluaskannya[11]
Dalam bahasa Al-quran proses
terus menerus itu disebut menyempurnakan dalam makna alam semesta tidak sekali
jadi, tetapi terus berproses, tidak berhenti setelah penciptaan bumi.Al-quran
mengisyaratkan dalam surah al-Baqarah ayat 29 yaitu:
ö@è% bÎ) (#qàÿ÷è? $tB Îû öNà2Írßß¹ ÷rr& çnrßö6è? çmôJn=÷èt ª!$# 3 ãNn=÷ètur $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# 3 ª!$#ur 4n?tã Èe@à2 &äó_x« ÖÏs% ÇËÒÈ
Artinya:
Dialah (Allah)
menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit,
lau Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit.Dan Dia maha mengetahui segala
sesuatu.[12]
Para astronomi menafsirkan
ayat ini bahwa yang dimaksud dengan tujuh langit adalah garis edar planet-planet
yang berputar mengelilingi matahari. Dapat pula yang dimaksud dengan
lapisan-lapisan langit yang berbeda-beda yang melingkupi bumi. Hal itu karena
setelah menyempurnakan penciptaan bumi dan adanya kehidupan di atas
permukaannya serta menciptakan di sekelilingnya beberapa lapisan udara, Allah
menciptakan alat untuk mencegah bumi dari ancaman angkasa luar yang mengirim
radiasi yamg menghancurkan. Juga dari ancaman berjatuhannya meteor-meteor yang
berbahaya.[13]
- Masa ketiga.
Tentang proses penciptaan tata surya yaitu pembentukan matahari dan
planet-planetnya. Diisyaratkan dalam
surah an-Naziat ayat 29 tentang
adanya tata surya yang juga berlaku pada bintang-bintang lain. Pada masa ini
adalah masa penciptaan matahari yang bersinar dan bumi serta planet-planet
lainnya yang berotasi sehingga ada denomena malam dan siang.
- Masa keempat.
Tentang proses evolutif di bumi. Dalam
bahasa Al-quran disebut bumi dihamparkan menjadi lima benua.Firman Allah dalam
surah an-Naziat ayat 30 yaitu:
uÚöF{$#ur y÷èt/ y7Ï9ºs !$yg8ymy ÇÌÉÈ
Artinya:
Dan setelah itu bumi Dia
hamparkan.[14]
- Masa kelima.
Tentang evolusi penyiapan
kehidupan di bumi. Unsur pertama yang diperlukan dalam kehidupan adalah air
yang dipancarkan dari mata-mata air di bumi dan juga diindikasikan air didatangkan
Allah dari bumi itu sendiri.Sesuai dengan firmannya dalam surah an-Naziat ayat
31 yaitu:
ylt÷zr& $pk÷]ÏB $yduä!$tB $yg8tãötBur ÇÌÊÈ
Artinya:
Darinya
Dia pancarkan air, dan(ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.[15]
Di dalam Al-quran pada surah al-Anbiya
ayat 30 memang disebutkan semua makhluk hidup berasal dari air.
- Masa keenam.
Tentang lahirnya binatang dan manusia setelah prasyarat kehidupan yang
utama(adanya air dan oksigen) terpenuhi.Sesuai firmannya dalam surah an-Naziat
ayat 32-33 yaitu:
tA$t7Ågø:$#ur $yg9yör& ÇÌËÈ $Yè»tGtB ö/ä3©9 ö/ä3ÏJ»yè÷RL{ur ÇÌÌÈ
Artinya:
Dan gunung-gunung Dia pancangkan
dengan teguh.(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternak-ternakmu.[16]
2. Kajian ayat-ayat
al-Qur’an secara ilmiah tetntang proses bekerjanya tata surya
Allah Swt
telah berfirman dalam surah Yaasiin 38-40
ߧôJ¤±9$#ur ÌøgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4 y7Ï9ºs ãÏø)s? ÍÍyèø9$# ÉOÎ=yèø9$# ÇÌÑÈ tyJs)ø9$#ur çm»tRö£s% tAÎ$oYtB 4Ó®Lym y$tã Èbqã_óãèø9$%x. ÉOÏs)ø9$# ÇÌÒÈ w ߧôJ¤±9$# ÓÈöt7.^t !$olm; br& x8Íôè? tyJs)ø9$# wur ã@ø©9$# ß,Î/$y Í$pk¨]9$# 4 @@ä.ur Îû ;7n=sù cqßst7ó¡o ÇÍÉÈ
Terjemahannya:
Dan
matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha
Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan
telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai
ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari
mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing
beredar pada garis edarnya.
Firman Allah Swt ini menjelaskan bahwa matahari
bergerak ke arahyang telah di tentukan . Pengetahuan ini baru terungkap oleh
para ilmuwan modern pada abad ke- 20 , yang sebelimnya para ilmuwan berpendapat
bahwa matahari tidak bergerak atau diam di tempat. Sedangkan gerakan matahari
dari timur ke barat hanyaalh gerakan secara lahiriah saja.
Akhirnya muncul penemuan
ilmuwan astronomi yang menyatakan bahwa matahari memiliki gerakan hakiki di
ruang angkasa dengan ukuran dan arah yang tertentu. Tabir ini baru terkuak
setelah waktu berlalu selama 1200 tahun terhitung sejak al-Qur’an
turun,kelebihan ini merupakan bukti bahwa al-Qur’an diturunkan dari pencipta
matahari dan alam semesta yang Mahasuci gan Mahatinggi.[17]
Muncul
fakta baru yang menyatakan bahwa teori bumi tetap diam dan tidak bergerak itu
adalah salah. Alasannya sederhana sekali yaitu karena bentuk matahari satu juta
kali lebih besar dari bumi. Oleh sebab itu tidak mungkin bumi yang kecil ini
memiliki gaya tarik terhadap matahari. Sebaliknya sangat mungkin matahari yang
menarik bumi.[18]
Allah
swt berfirman dalam surah al-Rad ayat 2 yaitu:
( t¤yur }§ôJ¤±9$# tyJs)ø9$#ur ( @@ä. Ìøgs 9@y_L{ wK|¡B 4
Terjemahannya:
Allah memperjalankan matahari dan
bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan..[19]
Ayat ini menguatkan teori
bahwa bulan juga berlari. Seandainya memperhatikan pergerakan bulan, kita dapat
melihat gambaran pola pergerakan mirirng yang menyerupai pola gerakan matahari
ketika berputar mengelilingi pusat galaksi. Jika kita perhatikan melalui
bentuknya maka planet-planet berputar mengelilingi matahari dan ikut bergerak
dalam revolusi matahari terhadap pusat galaksi. Dengan demikian kita dapat
mengatakan bahwa bulan berlari, bumi berlari, planet-planet berlari, demikan
pula bintang.[20]
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Menurut
ahli astronomi surah an-Nazi’at ayat 27-33 memberi petunujuk tentang kronologis
enam proses penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya, adapun enam
masa itu yaitu:
- Masa pertama.
Menjelaskan awal pembentukan alam semesta
dengan mulai terisi bintang-bintang yang terkelompokan dalam
galaksi-galaksi.lalu terbentuk planet,dan benda langit lainnya dari satu
kesatuan materi dan proses. Di pahami dari ayat 27 yang memberi petunjuk
tentang penciptaan alam semesta dengan peristiwa Big Bang, yaitu ledakan
besar sebagai awal lahirnya ruang dan waktu, termasuk materi.
- Masa kedua.
Tentang langit semakin tinggi
dalam artian alam semesta mengembang. Al-quran juga mengisyaratkan bahwa alam
semesta yang ada di sekitar kita selalu mengembang dan menjadi bertambah
luas. Dari ayat 28 surah an-naziat
memberi petunjuk tentang pengembangan alam semesta sehingga benda-benda langit
makin berjauhan ( dalam bahasa awam berarti langit semakin tinggi), memberi
pengertian bahwa pembentukan benda langit bukanlah proses sekali jadi tetapi proses evoluitf ( perubahan bertahap
dari awan antarbimtang menjadi bintang lalu akhirnya mati dan digantikan
generasi bintang-bintang baru).
- Masa ketiga.
Tentang proses penciptaan tata surya yaitu pembentukan matahari dan
planet-planetnya. Diisyaratkan dalam
surah an-Naziat ayat 29 tentang
adanya tata surya yang juga berlaku pada bintang-bintang lain. Pada masa ini
adalah masa penciptaan matahari yang bersinar dan bumi serta planet-planet lainnya
yang berotasi sehingga ada denomena malam dan siang.
- Masa keempat.
Tentang proses evolutif di bumi. Dalam
bahasa Al-quran disebut bumi dihamparkan menjadi lima benua
- Masa kelima.
Tentang evolusi penyiapan
kehidupan di bumi. Unsur pertama yang diperlukan dalam kehidupan adalah air
yang dipancarkan dari mata-mata air di bumi dan juga diindikasikan air
didatangkan Allah dari bumi itu sendiri
- Masa keenam.
Tentang lahirnya binatang dan manusia setelah prasyarat kehidupan yang
utama(adanya air dan oksigen) terpenuhi.
Firman Allah Swt pada surah
Yaasiin ayat 38-40 menjelaskan bahwa matahari bergerak ke arah yang telah di
tentukan . Pengetahuan ini baru terungkap oleh para ilmuwan modern pada abad
ke- 20 , yang sebelimnya para ilmuwan berpendapat bahwa matahari tidak bergerak
atau diam di tempat. Sedangkan gerakan matahari dari timur ke barat hanyaalh
gerakan secara lahiriah saja. Akhirnya muncul penemuan ilmuwan astronomi yang
menyatakan bahwa matahari memiliki gerakan hakiki di ruang angkasa dengan ukuran
dan arah yang tertentu. Tabir ini baru terkuak setelah waktu berlalu selama
1200 tahun terhitung sejak al-Qur’an turun,kelebihan ini merupakan bukti bahwa
al-Qur’an diturunkan dari pencipta matahari dan alam semesta yang Mahasuci gan
Mahatinggi. Muncul fakta baru yang
menyatakan bahwa teori bumi tetap diam dan tidak bergerak itu adalah salah.
Alasannya sederhana sekali yaitu karena bentuk matahari satu juta kali lebih
besar dari bumi. Oleh sebab itu tidak mungkin bumi yang kecil ini memiliki gaya
tarik terhadap matahari. Sebaliknya sangat mungkin matahari yang menarik bumi.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdushshamad Muhammad Kamil, Mukjizat
Ilmiah Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003.
Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: lajnah Pentashihan Mushaf
Al-Qur’an, 2005.
Kementrian
Agama RI, Tafsir Ilmi Manfaat
Benda-Benda Langit Dalam Perspektif Al-qur’an dan Sains, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-qur’an, 2012.
....................................,
Tafsir Ilmi Penciptaan Bumi
Dalam Perspektif Al-qur’an dan Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-qur’an, 2010.
....................................,
Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat
Raya Dalam Perspektif Al-qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-qur’an, 2010.
Thalbah, Hisham, et. al, Ensikopedia
Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis Pada Kemukjizatan Alam Semesta, (Bekasi: Sapta
Sentosa, 2008.
....................................,
Ensikopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis Pada Kemukjizatan Penciptaan Bumi,
(Bekasi: Sapta Sentosa, 2008.
[1]Hisham Thalbah. et. al, Ensikopedia
Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis Pada Kemukjizatan Penciptaan Bumi, (Bekasi:
Sapta Sentosa, 2008), h. 1.
[2]Departemen Agama RI, Al-Qur’an
dan Terjemahnya, (Jakarta: lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2005),
h.211.
[3]Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi; Manfaat Benda-Benda Langit Dalam Perspektif Al-qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-qur’an, 2012), h.106.
[4]Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi; Penciptaan Jagat
Raya Dalam Perspektif Al-qur’an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-qur’an, 2010),
h.17.
[5]Departemen Agama RI, Op.
Cit, h. 869.
[6]Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi; Penciptaan Bumi
Dalam Perspektif Al-qur’an dan Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-qur’an,
2010), h. 21.
[7]Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi; Penciptaan Jagat
Raya Dalam Perspektif Al-qur’an Dan Sains , Op.Cit, h. 23
[8]Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi; Penciptaan Bumi
Dalam Perspektif Al-qur’an Dan Sains, Op.Cit, h. 21
[10]Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi; Penciptaan Bumi
Dalam Perspektif Al-qur’an Dan Sains, Op.Cit, h. 21.
[11]Departemen Agama RI, Op.
Cit, h. 755
[13]Muhammad Kamil Abdushshamad,
Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana,
2003), h. 49.
[14]Departemen Agama RI, Op.
Cit, h. 869.
[15]ibid
[18]Hisham Thalbah. et. al, Ensikopedia
Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis Pada Kemukjizatan Alam Semesta, (Bekasi: Sapta
Sentosa, 2008), h. 65.
[19]Departemen Agama RI, Op.
Cit, h. 336.
[20]Hisham Thalbah. et. al, Op.
Cit, h. 67-68.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar