BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah qalamullah yang memiliki kedudukan tertinggi di sisi
Allah yang terdiri dari beberapa surat dan ayat, yang menjadi pemisah antara satu surat dengan surat
yang lain, dan pemisah antara ayat satu
dengan ayat yang lain.
Pada kalangan ulama tafsir terjadi perbedaan pemahaman tentang surat dan ayat tersebut, dan juga pada saat ini kebanyakan
umat islam belum memahami tentang surat
dan ayat tersebut.
Maka dari itu pada makalah ini pemakalah akan menjelaskan tentang surat dan ayat melalui berbagai macam sumber buku tentang surat dan ayat
B.
RUMUSAN MASALAH
Bertitik tolak dari uraian
permasalahan di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah yaitu:
- Apa pengertian surat dan ayat?
- Bagaimana proses turunnya surat makkiyah dan madaniyah?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Surah
Surat berasal dari kata Surul Balad
(artinya dinding yang mengitari kota).
Istilah surah digunakan karena setiap surah mengandung atau membatsi ayat-ayat
al-Qur’an, sama seperti dinding kota
yang meliputi rumah-rumah.[1]
Secara lughawi (arti kata), surat
mempunyai banyak arti, diantaranya: tingkatan atau martabat, tanda atau alamat,
gedung yang tinggi atau indah, sesuatu yang sempurna atau lengkap, susunan
sesuatu atas lainnya yang bertingkat-tingkat.[2]
Adapun pengertian surat
menurut terminology para ahli ilmu-ilmu al-Qur’an, seperti dikemukakan sebagian
ulama diantaranya :[3]
1)
Menurut al-Ja’bari
Artinya:
“Batasan surat
ialah (sebagian) Qur’an yang mencakup beberapa ayat yang mempunyai permulaan
dan penghabisan (penutup), dan paling sedikit ialah tiga ayat”.
2)
Kata Manna al-Qaththan
Artinya:
“Surat ialah sekumpulan
ayat-ayat al-Qur’an yang mempunyai tempat bermula dan sekaligus tempat berhenti
(berakhir)”.
B.
Pengertian Ayat
Kata ayat dalam pengertian bahasa mengandung banyak arti, diantaranya :[4]
a)
Berarti mu’jizat, misalnya dalam
firman Allah surah al-Baqarah ayat 211:
ö@y ûÓÍ_t/ @ÏäÂuó Î) öNx. Oßg»oY÷s?#uä ô`ÏiB ¥pt#uä 7puZÉit/ …3
Artinya:
“Tanyakanlah kepada Bani Israil: berapa banyak
nu’jizat yang nyata telah kami berikan kepada mereka…
b)
Berarti tanda atau alamat, seperti
banyak dijumpai dalm ayat-ayat al-Qur’an: Al-Hijr ayat 77, An-Nahl ayat
11,13,65,67,69, dan dalam surah al-Baqrah ayat 248, Allah berfirman:
.. ó¨bÎ) spt#uä ÿ¾ÏmÅ6ù=ãB br& ãNà6uÏ?ù't ßNqç/$G9$# ÏmÏù ×puZÅ6y `ÏiB öNà6În/§ ×…
Artinya:
…Sesungguhnya bahwa sebagai tanda ia akan
menjadi raja ialah kembalinya Tabut kepadamu di dalamnya terdapat ketenanagan
dari Tuhanmu…
c)
Berarti ibrah atau pelajaran, misalnya
dalam surat
Huud ayat 102-103, Al-Furqan ayat 37, Allah berfirman:
tPöqs%ur 8yqçR $£J©9 (#qç/¤2 @ß9$# öNßg»oYø%tøîr& öNßg»oYù=yèy_ur Ĩ$¨Y=Ï9 Zpt#uä ( …
Artinya:
“Dan telah
kami binasakan kaum nuh ketika nereka mendustakan rasul-rasul, kami
tenggealmkan mereka, dan kami jadikan (kisah) mereka itu sebagai pelajaran bagi
manusia…
d)
Berarti sesuatu yang menakjubkan,seperti
tercantum, dalam al-Qur’an surah al-Mu’minun ayat 50 sebagai berikut:
$uZù=yèy_ur tûøó$# zNtótB ÿ¼çm¨Bé&ur Zpt#uä …
e)
Berarti kelompok atau gabungan,
misalnya dapat dilihat dalam ungkapan orang arab.
f)
Berarti bukti atau dalil, sepeti
dipergunakan oleh ungkapan al-Qur’an surat
ar-Rum ayat 22:
ô`ÏBur ¾ÏmÏG»t#uä ß,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ß#»n=ÏG÷z$#ur öNà6ÏGoYÅ¡ø9r& ö/ä3ÏRºuqø9r&ur 4 …
Artinya:
“Dan di antara
bukti-bukti dalil adanya Allah dan kekuasaan-Nya ialah diciptakannya langit dan
bumi serta beraneka ragam bahasamu dan warna kulitmu…[5]
Adapun pengertian ayat secara terminologis sebagai berikut :[6]
Artinya:
“Ayat
merupakan satu kelompok kata yang mempunyai permulaan dan akhir, berada dalam
satu surat dalam
al-Qur’an.
Sesungguhnya anyara semua pengertian etimologis kata “ayat” tersebut di
atas dengan pengertian terminologisnya masih mempunyai relevansi yang sangat
kuat. Sebab sebenarnya al-Qur’an itu merupakan mu’jizat Nabi Muahammad,
merupakan suatu tanda atau alamat yang menunjukkan kebenaran kenabian Muahammad
yang membawa dan menyampaikan ayat-ayat itu, di samping ia pun secara jelas
mengandung pelajaran dan peringatan kepada segenap manusia, yang di dalamnya
memuat hal-hal yang sangat mengagumkan dan menakjubkan, yang pada kenyataannya
tergabung dalm kelompok kalimat atau kata serta huruf, yang benar-benar
berfungsi sebagia bukti atau dalil atas ke Maha Besaran dan kekusaan Allah.[7]
Ayat adalah bagian terkecil atau terpendek dari surah yang ada dalam al-Qur’an,
terdiri atas satu atau sejumlah huruf dan kalimat yang mempunyai arti.[8]
1.
Jumlah Surah dan
Ayat
Al-Qur’an dari awal siturunkan, dengan bentuk seperti yang sekarang in
berjumlah 114 surat
sampai kepada kita melalui jalur Rasulullah SAW yang dinukil oleh sahabat dan
tabi’in. Jumlah surah adalah mutawatir. Melebihi atau kurang dari jumlah
tersebut tidak bisa diakui kebenarannya karena tidak berdasar.[9]Dan
dikatakan pula ada 113 surat, karena surat Anfal dan Bara’ah dianggap satu surat.[10]
Surat-surat al-Qur’an dibedakan
dalam empat kelompok, yaitu:
- Kelompok surat-surat al-Thul, yakni surat-surat yang panjag. Yang termasuk kelompok ini sebanyak tujuh surat:
- Surat al-Baqarah, 287 ayat
- Surat Ali ‘Imran, 200 ayat
- Surat an-Nisa’, 176 ayat
- Surat al-Maidah, 120 ayat
- Surat al-An’am, 165 ayat
- surat al-A’raf, 206 ayat
- Surat Yunus, 109 ayat
- Kelompok surat-surat al-Mi’un, yaitu surat-surat yang terdiri dari seratus ayat atau lebih (sedikit), seperti surat-surat:
1.
Surat Yusuf, 111 ayat
2.
Surat an-Nahl, 128 ayat
3.
Surat al-Isra’, 111 ayat
- Kelompok surat-surat al- Matsani, yaitu surat-surat yang berisikan kurang dari seratus ayat seperti:
1.
Surat Maryam, 98 ayat
2.
Surat al-Hijr, 99 ayat
3.
Surat Yasin, 83 ayat
- Kelompok surat-surat al-Mufasshal, yaitu surat-surat pendek. Dalam hal ini ada yang berbeda pendapat:
1.
Ada yang mengatakan dari surat Qaf
sampai surat terakhir (an-Nas)
2.
Ada berbeda pendapat mulai surat
al-Hujurat hingga surat an-Nas
3.
dan ada pula yang berpendirian
lain dari kedua pendapat di atas.[11]
2.
Ayat Makiyah dan
Madaniyah
Ayat-ayat Makiyah turun selama 12 tahun 5 bulan dan 13 hari. Tepatnya
mulai pada 17 ramadahan tahun 41 hingga awal tahun 54 sari kelahiran nabi
Muhammad SAW. Perbandingan ayat-ayat yang diturunkan di mekkah berkisar 19/30
dan yang diturunkan di madinah berkisar 11/30. Al-qur’an yang berjumlah 114
surah, dimulai dari surah al-Fatihah sampai surah an-Nas.[12]
Agak sulit melacak dan mengidentifikasi secara pasti ayat-ayat makkiyah
dan madaniyah karena urutan tertib ayat tidak mengikuti kronologi waktu
turunnya ayat, tetapi berdasarkan petunjuk nabi (yawqifi). Lagi pula mishaf
Usmani yang menjadi acuan standar sejak semula disusun mengikuti petunjuk nabi.
Koleksi Mushaf para sahabat yang di antaranya ada yang ditulis berdasarkan
kronologi turunnya ayat, semuanya sudah dibakar setelah tim penyusun al-Qur’an
yang disusun Utsman menyelesaikan
tugasnya.
Jadi pembakaran mushaf para sahabat bisa juga berarti sebagai kerugian
intelektual, karena dengan demikian menjadi sulit melacak kronologi ayat
berdasarkan waktu turunnya, padahal itu diperlukan, terutama dalam melakuakn
kajian kritis tentang ayat-ayat nasikh dan mansukh, ayat-ayat am
dan khas, dan ayat-ayat mutlaq dan muqayyad. Yang
dapat dilacak dan diidentifikasi ialah surat-surat makkiyah dan surah-surat
madaniyah. Ini pun masih diperselisihkan dikalangan ulama tafsir.[13]
Surat-surat makkiyah berdasarkan kronologi turunnya sebagai berikut:
1.
Al-Alaq
2.
Al-Qalam
3.
Al-Muzzammil
4.
Al-Muddatstsir
5.
Al-Fatihah
6.
Al-Masad (Al-Lahab)
7.
At-Takwir
8.
Al-A’la
9.
Al-Layl
10. Al-Fajr
11. Ad-Dhuha
12. As-Syarah
13. Al-Ashr
14. Al-Adiyat
15. Al-Kawtsar
16. At-Takatsur
17. Al-Maun
18. Al-Kafirun
19. Al-Fil
20. Al-Falaq
21. An-Nas
22. Al-Ikhlas
23. An-Najm
24. Abasa
25. Al-Qadar
26. As-Syams
27. Al-Buruj
28. At-Thin
29. Al-Quraisy
30. Al-Qariah
31. Al-Qiyamah
32. Al-Humazah
33. Al-Mursalat
34. Qaf
35. Al-Balad
36. At-Thariq
37. Al-Qaqmar
38. Shad
39. Al-A’raf
40. Al-Jinn
41. Yasin
42. Al-Furqan
43. Fathir
44. Maryam
45. Thaha
46. Al-Waqiah
47. As-Syu’ara
48. An-Naml
49. Al-Qashash
50. Al- Isra
51. Yunus
52. Hud
53. Yusuf
54. Al-Hijr
55. Al-An’am
56. As-Shaffat
57. Luqman
58. Saba’
59. Az-Zumar
60. Ghafir
61. Fushshilat
62. As-Syuara
63. As-Sukhruf
64. Ad-Dukhan
65. Al-Jatsiah
66. Al-Ahqaf
67. Ad-dzariyat
68. Al-Ghasyiyah
69. Al-Kahfi
70. An-Nahl
71. Nuh
72. Ibrahim
73. Al- Anbiyah
74. Al-Mu’minun
75. As-Sajadah
76. At-Thur
77. Al-Mulk
78. AL-Haqqah
79. Al-Ma’arij
80. An-Naba
81. An-Naziat
82. Al-Infithar
83. Al-Insyiqaq
84. Ar-Rum
85. Al-Ankabut
86. Al-Muthaffifin[14]
Kalangan ulama tafsir berpendapat bahwa surat Muthaffifin adalah surah yang terakhir
turun di mekkah. Menurut al-Khudhari, selain surat-surat tersebut masih ada
lagi surat-surat yang dimasukkan ke
dalam kelompok makkiyah, yakni:
87. Al-Zalzalah
88. Ar-Ra’d
89. Ar-Rahman
90. Al-Insan
91. Al-Bayyinah[15]
Adapun surat-surat madaniyah berdasarkan tertib turunnya ialah sebagai berikut[16]:
1.
Al-Baqarah
2.
Al-Anfal
3.
Ali-Imran
4.
Al-Ahzab
5.
Al-Mumthanah
6.
An-Nisa
7.
Al-Hadid
8.
Al-Qital (Muhammad)
9.
At-Thalaq
10. Al-Hasyr
11. An-Nur
12. Al-Hajj
13. Al-Munafiqun
14. Al-Mujadilah
15. Al-Hujurat
16. At-Tahrim
17. At-Thagabun
18. As-Shaf
19. Al-Jumuah
20. Al-Fath
21. Al-Maidah
22. At-Tawbah
23. An-Nashr
3.
Tanda-Tanda Surah
Makiyah Dan Madaniyah
a.
Tanda Surat Makiyah
Ciri-ciri surat
makkiyah adalah
1.
Tiap-tiap surat yang terdapat padanya ayat sajdah
2.
Tiap-tiap surat yang terdapat padanya lafaz kalla
3.
Tiap-tiap surat
yang terdapat seruan dengan ya ayyuhan naasu, kecuali surat
al Hajj ayat ke 77.
4.
Tiap-tiap surat
yang terdapat kisah nabi dan umat yang
terdahulu, kecuali surat
al-Baqarah.
5.
Tiap-tiap surat
yang terdapat padanya kisah adam dan idris, kecuali surat al-Baqarah.
6.
Tiap-tiao surat
ayng dimulai dengan huraf at-thajji, kecuali surat al-Baqarah dan Ali-Imran.[17]
7.
Surat
atau ayatnya pendek-pendek, kecuali surat
al-bayyinah dan an-Nashr
8.
Redaksi ayatnya cenderung bernada keras tetapi agak keras.
Seperti ar-Rahman ayat 95, al-Waqiah ayat 56, al-Qiyamah ayat 75.
9.
Isinya berkenan dengan keimanan,
akhlaq, surga, neraka, pahala dan dosa.
10. Diawali kata hamdala atau pujian kecuali surat al-Baqarah ayat 30
11. terdapat kata qasam atau sumpah dalam berbagai bentuknya
12. Arah pembicarannya kepada umat manusia yang bersifat umum.[18]
b.
Tanda Surat Madaniyah
- Setiap ayat yang dimulai dengan ya ayyuha ladzina aamanu
- Setiap ayat yang membicarakan tentang hukum, fardhu secara umum
- Ayat-ayat dan surahnya panjang-panjang, gaya bahasanya bersifat yuridis[19]
- Setiap surah yang di dalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab[20]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Surat
berasal dari kata Surul Balad (artinya dinding yang mengitari kota). Istilah surah digunakan karena setiap
surah mengandung atau membatsi ayat-ayat al-Qur’an, sama seperti dinding kota yang meliputi
rumah-rumah. Secara lughawi (arti kata), surat
mempunyai banyak arti, diantaranya: tingkatan atau martabat, tanda atau alamat,
gedung yang tinggi atau indah, sesuatu yang sempurna atau lengkap, susunan
sesuatu atas lainnya yang bertingkat-tingkat. Sedangka Ayat adalah bagian
terkecil atau terpendek dari surah yang ada dalam al-Qur’an, terdiri atas satu
atau sejumlah huruf dan kalimat yang mempunyai arti
2.
Surat atau ayat makkiyah dan juga madaniyah
dapat di bedakan dari segi waktu, tempat dan juga isinya.
DAFTAR
PUSAKA
Akrom Ahmad, Sejarah dan
Metodologi Tafsir, Jakarta:
Rajawali Press, 1992.
Al- Qattan Manna khalil, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Cet.11; Bogor: Litera Antar
Nusa,2007.
Agama Departemen, Ensiklopedi
Islam I, Cet. IV; Jakarta:
Ichtiar Bary Van Hoeve, 1997.
Ash Shiddieqy Hasbi, Ilmu-Ilmu
al-Qur’an (Cet II; Jakarta:
Bulan Bintang,1998
Mardan, Sebuah Pengantar
Memahami al-Qur’an Secara Utuh, Cet.I; Makassar:
Berkah
Utami, 2009.
Ma’rifat Hadi, Sejarah al-Qur’an,
Cet I; Jakarta:
Al-Huda, 2007.
Namawi Rif’at Syauqi dan Ali Hasan, Pengantar Ilmu Tafsir,
Cet II; Jakarta:
Bulan
Bintang,
1992.
Shihab Quraish, et al, Sejarah Dan Ulumul Qur’an, Cet III; Jakarta: Pustaka Firdaus,
2001.
Suma Muhammad Amin, Studi Ilmu-Ilmu
al-Qur’an, Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2004.
Suma Muhammad Amin, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an I, Cet I; Jakarta: Pustaka Firdaus,
2000.
[1]Hadi
Ma’rifat, Sejarah al-Qur’an (Cet. I; Jakarta: Al-Huda, 2007), h. 117
[2]Muhammad
Amin Suma, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an I (Cet. I; Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2000), h. 66
[3]Ibid,
h. 67
[4]Rif’at
Syauqi Namawi dan Ali Hasan, Pengantar Ilmu Tafsir (Cet II; Jakarta:
Bulan Bintang, 1992), h.79-80
[5]Ibid,
h. 80-81
[6]Ibid
[7]Ibid
[8]Departemen
Agama RI, Ensiklopedi Islam I (Cet. IV; Jakarta: Ichtiar Bary Van Hoeve,
1997), h. 192
[9]Hadi
Ma’rifat, Op Cit, h.124
[11]Muhammad
Amin Suma, Op Cit, h. 78-79
[12]Quraish
Shihab, et al, Sejarah Dan Ulumul Qur’an (Cet III; Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), h. 64
[13]ibid
[14]Ibid,
h. 67
[15]Ibid
[16]Ahmad
Akrom, Sejarah dan Metodologi Tafsir (Jakarta: Rajawali Press, 1992), h.
48
[17]Hasbi
Ash Shiddieqy, Ilmu-Ilmu al-Qur’an (Cet II; Jakarta: Bulan
Bintang,1998), h.79-80
[18]Amin
Suma, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2004), h.199-200
[19]Mardan,
Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an Secara Utuh (Cet.I; Makassar: Berkah Utami, 2009), h. 96
[20]Manna
Khalil al-Qattan, Op it, h. 87
Tidak ada komentar:
Posting Komentar