Senin, 10 Maret 2014

artikel tentang agama buddha


Artikel Tentang Agama Buddha
            Agama di dunia ini selalu dijadikan sebagai pedoman hidup oleh sebagian besar  manusia yang hidup di dunia ini. Karena manusia yakin dengan agama dapat membawa manusia  ke jalan yang benar. Tak terkecuali para penganut agama Buddha yang menjadikan agamanya sebagai petunjuk kebenaran dengan dasar hendaknya selalu mempunyai keyakinan yang teguh kuat terhadap kebaikan. Kebaikan yang tulus dan murni. Seandainya, kita sudah di ujung maut kalau kita masih mempunyai karma-karma baik, karma baik itulah yang akan menyelamatkan kita. Berbahagialah saudara yang tetap teguh di dalam kebaikan.
            Setiap seseorang yang ingin betul meyakini agamanya harus mengetahui dan memahami secara mendalam sejarah dan ajaran agamanya seperti pula pengikut agama Buddha yang ingin memahami secara sempurna agama Buddha maka hendaklah memahami secara mendalam sejarah dan ajaran agama Buddha.
            Dengan adanya cara seperti itu akan lebih mudah membuat para pengikut agama buddha akan semakin menguatkan keyakinan akan adanya kebenaran dalam ajaran buddha, karena dengan adanya pemahaman yang baik secara sempurna terhadap ajaran agama Buddha  maka setiap pengikutnya akan mengetahui sepak terjang ajaran agama tersebut.





Agama Buddha lahir di negara India, lebih tepatnya sekarang di wilayah Nepal. Agama Buddha sebagai reaksi terhadap agama Baranisme. Sejarah agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Buddha Siddharta Gautama merupakan  Pencetus agama Buddha yang dikenal sebagai Gautama Buddha oleh pengikut-pengikutnya. Yang selanjutnya ajaran Buddha dibawa oleh seorang bhiksu bernama Fa Hsien yang mendapat pengaruh dari Tibet disesuaikan dengan tuntutan dan nilai lokal.
Setiap aliran Buddha berpegang kepada kitab Tripitaka yang dijadikan sebagai rujukan utama yang di dalamnya tercatat sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu Sutta Piṭaka (khutbah-khutbah Sang Buddha), Vinaya Piṭak (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma Piṭaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi).
Dalam agama Buddha ada pedoman 8 jalan kebaikan yaitu:
1.      Pengertian yang benar (Samma Ditthi)
2.      Maksud yang benar (Samma Sankappa)
3.      Bicara yang benar (Samma Vacca)
4.      Laku yang benar (Samma kammarta)
5.      Kerja yang benar (Samma ajiva)
6.      Ikhtiar yang benar (Samma Vayama)
7.      Ingatan yang benar (Samma Sati)
8.      Renungan yang benar (Samma smadhi).


Perlu ditekankan di sini bahwa Buddha itu bukan Tuhan. Karena Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan konsep dalam agama Samawi dimana alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke surga ciptaan Tuhan yang kekal. Konsep ketuhanan agama Buddha terdapat pada pernyataan  dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3
Ketahuilah para bhikkhu bahwa ada sesuatu yang Tidak Dilahirkan, yang Tidak Menjelma, yang Tidak Tercipta, yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila tidak ada yang Tidak Dilahirkan, yang Tidak Menjelma, yang Tidak Diciptakan, yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para bhikkhu, karena ada yang Tidak Dilahirkan, yang Tidak Menjelma, yang Tidak Tercipta, yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelairan, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.”.
Merupakan konsep Ketuhanan yang Mahaesa dalam agama Buddha. Ketuhanan yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang yang artinya "Suatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan dan yang mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.
Kita dapat melihat bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah berlainan dengan konsep Ketuhanan yang diyakini oleh agama-agama lain. Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu ditekankan di sini, sebab masih banyak umat Buddha yang mencampur-adukkan konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain sehingga banyak umat Buddha yang menganggap bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah sama dengan konsep Ketuhanan dalam agama-agama lain.
Dalam kitab suci Tripitaka agama Buddha memiliki konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep Ketuhanan dalam agama lain, namun bukan hanya itu masih ada yang berbeda antara lain adalah konsep-konsep tentang alam semesta, terbentuknya Bumi dan manusia, kehidupan manusia di alam semesta, kiamat dan Keselamatan atau Kebebasan.
Di dalam agama Buddha, Buddha hanya merupakan contoh, juru pandu, dan guru bagi makhluk yang perlu melalui jalan mereka sendiri, mencapai pencerahan rohani, dan melihat kebenaran & realitas sebenar-benarnya. Maka setiap manusia yang ingin sampai tujuan akhir hidup mencapai kebuddhaan (anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati dimana satu makhluk tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir. Untuk mencapai itu pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya. Tidak ada dewa - dewi yang dapat membantu, hanya dengan usaha sendirilah keBuddhaan dapat dicapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar