Artikel Tentang Agama Buddha
Agama di dunia ini
selalu dijadikan sebagai pedoman hidup oleh sebagian besar manusia yang hidup di dunia ini. Karena manusia
yakin dengan agama dapat membawa manusia ke jalan yang benar. Tak terkecuali para
penganut agama Buddha yang menjadikan agamanya sebagai petunjuk kebenaran
dengan dasar hendaknya selalu mempunyai keyakinan yang teguh kuat terhadap
kebaikan. Kebaikan yang tulus dan murni. Seandainya, kita sudah di ujung maut kalau
kita masih mempunyai karma-karma baik, karma baik itulah yang akan
menyelamatkan kita. Berbahagialah saudara yang tetap teguh di dalam kebaikan.
Setiap seseorang
yang ingin betul meyakini agamanya harus mengetahui dan memahami secara
mendalam sejarah dan ajaran agamanya seperti pula pengikut agama Buddha yang
ingin memahami secara sempurna agama Buddha maka hendaklah memahami secara
mendalam sejarah dan ajaran agama Buddha.
Dengan adanya cara
seperti itu akan lebih mudah membuat para pengikut agama buddha akan semakin
menguatkan keyakinan akan adanya kebenaran dalam ajaran buddha, karena dengan
adanya pemahaman yang baik secara sempurna terhadap ajaran agama Buddha maka setiap pengikutnya akan mengetahui sepak
terjang ajaran agama tersebut.
Agama Buddha lahir di negara India,
lebih tepatnya sekarang di wilayah Nepal. Agama Buddha sebagai reaksi terhadap
agama Baranisme. Sejarah agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang salah
satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Buddha Siddharta Gautama
merupakan Pencetus agama Buddha yang
dikenal sebagai Gautama Buddha oleh pengikut-pengikutnya. Yang selanjutnya ajaran
Buddha dibawa oleh seorang bhiksu bernama Fa Hsien yang mendapat pengaruh dari
Tibet disesuaikan dengan tuntutan dan nilai lokal.
Setiap aliran Buddha berpegang kepada kitab
Tripitaka yang dijadikan sebagai rujukan utama yang di dalamnya tercatat sabda
dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat
dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu Sutta Piṭaka
(khutbah-khutbah Sang Buddha), Vinaya Piṭak (peraturan atau tata tertib
para bhikkhu) dan Abhidhamma Piṭaka (ajaran hukum metafisika dan
psikologi).
Dalam agama
Buddha ada pedoman 8 jalan kebaikan yaitu:
1. Pengertian yang benar (Samma Ditthi)
2. Maksud yang benar (Samma Sankappa)
3. Bicara yang benar (Samma Vacca)
4. Laku yang benar (Samma kammarta)
5. Kerja yang benar (Samma ajiva)
6. Ikhtiar yang benar (Samma Vayama)
7. Ingatan yang benar (Samma Sati)
8. Renungan yang benar (Samma smadhi).
Perlu ditekankan di sini bahwa Buddha
itu bukan Tuhan. Karena Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan
konsep dalam agama Samawi dimana alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan
akhir dari hidup manusia adalah kembali ke surga ciptaan Tuhan yang kekal.
Konsep ketuhanan agama Buddha terdapat pada pernyataan dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3
“Ketahuilah para bhikkhu bahwa ada sesuatu yang Tidak Dilahirkan,
yang Tidak Menjelma, yang Tidak Tercipta, yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu,
apabila tidak ada yang Tidak Dilahirkan, yang Tidak Menjelma, yang Tidak Diciptakan,
yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran,
penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para bhikkhu,
karena ada yang Tidak Dilahirkan, yang Tidak Menjelma, yang Tidak Tercipta, yang
Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelairan, penjelmaan, pembentukan,
pemunculan dari sebab yang lalu.”.
Merupakan konsep Ketuhanan yang
Mahaesa dalam agama Buddha. Ketuhanan yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi
Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang yang artinya "Suatu yang tidak
dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan dan yang mutlak". Dalam hal
ini, Ketuhanan yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak
dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun.
Tetapi dengan adanya yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka
manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran
kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.
Kita dapat melihat bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah
berlainan dengan konsep Ketuhanan yang diyakini oleh agama-agama lain.
Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu ditekankan di sini, sebab masih
banyak umat Buddha yang mencampur-adukkan konsep Ketuhanan menurut agama Buddha
dengan konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain sehingga banyak umat Buddha yang
menganggap bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Buddha adalah sama dengan konsep
Ketuhanan dalam agama-agama lain.
Dalam kitab suci Tripitaka agama
Buddha memiliki konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep Ketuhanan dalam
agama lain, namun bukan hanya itu masih ada yang berbeda antara lain adalah
konsep-konsep tentang alam semesta, terbentuknya Bumi dan manusia, kehidupan manusia di alam semesta,
kiamat dan Keselamatan atau Kebebasan.
Di dalam agama Buddha, Buddha hanya
merupakan contoh, juru pandu, dan guru bagi makhluk yang perlu melalui jalan
mereka sendiri, mencapai pencerahan rohani, dan melihat kebenaran &
realitas sebenar-benarnya. Maka setiap manusia yang ingin sampai tujuan akhir
hidup mencapai kebuddhaan (anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan
sejati dimana satu makhluk tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir.
Untuk mencapai itu pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya.
Tidak ada dewa - dewi yang dapat membantu, hanya dengan usaha sendirilah keBuddhaan
dapat dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar